“El, kamu beneran mau bikin party untuk pernikahan kita?” Usai meeting, Tere mengikuti Ello yang masuk ke rung CEO, ruangan yang menjadi tempat kerjanya beberapa tahun. Ello tak menjawab, memilih menjatuhkan tubuhnya kasar disofa dalam ruangan. Sedangkan Tere mengikuti, duduk tepat disamping suami, cukup mepet. “El,” menepuk kaki Ello, menginginkan jawaban. Ello tersenyum dengan anggukan. “Dunia harus tau, kalau kamu ini milikku.” Merangkul pundak istrinya. Membuat Tere terkekeh senang. Mencubit sisi perut Ello, membuat cowok tampan itu sedikit meringis. “Nggak malu, sama temen-temen kamu?” Alis Ello bertaut. “Kenapa harus malu, aku udah selesai sekolah. Pengumuman kelulusan tinggal dua hari lagi.” Tere diam, menatap wajah suami yang terlihat begitu yakin. “Apa ... jan-jan kamu ya