Ello sedikit membungkuk, memiringkan kepala. Selanjutnya, kedua bibir itu saling menyatu, menyalurkan kerinduan yang telah lama mereka pendam. Kedua tangan Tere mulai pada posisi ternyamannya, mengalung di leher Ello, memainkan rambut belakangnya. Balas melumat bibir bawah Ello, hingga lidah mereka saling bertemu didalam mulut Ello. Membuat Ello diam, menikmati apa saja yang istrinya lakukan. Semua terlihat jelas jika Tere sangat merindukannya. Ceklek! Suara pintu dibuka, membuat keduanya melepaskan pagutan dengan paksa. Sally menutup mulut yang membulat, segera berbalik. “Lanjutin, gue nggak jadi masuk.” ucapnya. “Sal!” teriak Tere. “Nggak, nggak ada lanjutan. Takut lo intip.” Sahut Ello. Kaki yang hampir melangkah keluar itu, urung. Kembali berbalik, nyengir tak nyaman mengganggu