Satu minggu berlalu. Ddrtt ... ddrtt .... Dering ponsel disertai bunyi getar memenuhi kamar yang masih sepi. Si penunggu kamar masih ngrungkel dibawah selimut dengan nyamannya. Memeluk guling erat seperti memeluk suami. Berusaha abai dengan suara telpon yang sudah mengusiknya sejak tadi. Karna seperti kebiasaannya, wanita cantik yang saat ini terlihat lebih berisi ini tak pernah bagun pagi. Pe-ma-las! Eh, enggak juga sih. Tapi emang jadi kebiasaan dia sejak orok. Maklumin aja, untung nggak dapat mertua model mercon, bisa habis kena ledakannya! Merasa sangat terganggu, akhirnya Tere menggerakkan tangan, meraba atas meja yang berada tepat disamping ranjang. Dengan mata yang masih merem, ia asal menggeser tombol saja. “Hallo,” suara serak khas bangun tidur itu membuat yang disebrang sana