Pukul satu dini hari, kamar Ello masih terang. Lampu kamarnya lupa belum dimatikan. Peluncuran malam ini terlalu asik, membuat dua penghuni ini melupakan urusan lampu. Udin yang memang selalu berkeliling sebelum tidur, begitu penasaran saat melihat kamar Ello yang terlihat paling terang diantara ruangan lainnya. Membenarkan sarung motif kotak-kotaknya sampai menutupi telinga. Berjalan makin mendekat ke kamar Ello, berhenti tepat diteras kamar. “Ello ...." Tangan yang hampir saja mengetuk pintu itu langsung beralih memegang tengkuk. Tiba-tiba saja bulu kuduk Udin merinding. Kali ini merinding bukan karna merasa ada setaan, tapi karna ada sesuatu yang dengan tiba-tiba bangun tanpa dipancing. “Ya Allah,” Udin geleng kepala, berbalik. Merem dalam untuk tak melihat bayangan kedua orang yang