24. Bertahan Malam ini aku tidak bisa tidur. Isi pesan w******p yang entah dari siapa mengusik pikiranku. Bagaimana mungkin aku meninggalkan Axel. Dia butuh dukunganku, kami saling membutuhkan satu sama lain. Aku tak pernah memaksa Axel untuk memeluk agama Islam, ia yang memutuskan sendiri. Satu pesan w******p kembali masuk. Kali ini Cherise yang mengirim pesan. Adira, aku boleh mampir ke kontrakan sekarang? Kebetulan aku lewat situ. Tumben sekali Cherise ke sini malam-malam. Kubalas pesannya. Iya, mampir aja. Lima belas menit kemudian, kudengar suara mobil berhenti di depan pintu pagar kontrakan. Aku melirik ke arah luar dari balik tirai. Cherise tidak keluar sendiri. Ia bersama seorang pria paruh baya. Aku sambar kerudung instanku yang kugantung di hanger. Suara ketukan pint

