Hari semakin petang, seharian ini aku berada di rumah Frans dan masih belum pulang, tangan Frans sesekali mengusap punggungku sementara wajahnya berulang kali menelusup di pertengahan dadaku, saat ingin menjauh darinya, berkali-kali itu pula Frans semakin merapatkan tubuhnya. Meski ada rasa tidak nyaman, aku tak bisa membangunkan tidur lelapnya, dia sakit. "Frans," panggilku berharap dia terbangun tapi hasilnya sia-sia, Frans malah terlihat gelisah, keringat dingin membasahi dahinya. "Dingin ... " desah Frans, kala matanya terpejam. "Sssttt ... ya sudah, tidurlah," bisikku menenangkannya, tingkahnya yang biasanya menyebalkan kini sungguh membuatku kasihan. Kadang aku juga penasaran pada burungnya yang tadi sempat kurasakan rata, sebegitu khawatirkah aku jika dia perempuan?! Tapi diliha