Karna Frans terus memaksa, mau tidak mau aku keluar menemuinya, dia dengan angkuhnya berdiri di depan jendela, demi agar tidak ketahuan oleh Tante Varah, aku berlari menghampirinya. "Ada apa?!" tajamku menatap pria yang saat ini tengah memerah wajahnya, dia marah. "Kenapa kau tidak menghubungiku saat sampai rumah?!" tanyanya tanpa memperdulikan kekesalanku. "Kau sudah mendapatkan apa yang kau inginkan, bukan?! Jadi jangan mengurusi hidupku!" acuhku ingin kembali memasuki rumah tapi Frans menahanku. "b******k!! Lepaskan, Aku!!" seruku kesal. "Kenapa?! Apa pelayananku kurang memuaskan?! Kau kesal karna burungku tidak besar?! Apa percintaan kita tadi sore begitu mengecewakan?! Hah?! Katakan, Vasya!!" "Aku--" "Apa kau tidak puas dengan burungku yang kecil?! Kau ingin pria yang memiliki b