Mereka semua yang ada di ruang makan tertawa mendengarnya. Lalu, Latih lah yang menjawab. “Ini anaknya Om Latif. Namanya Kanaya.” Latif beralih pada Leon yang kini sedang mengulurkan tangan untuk bersalaman. “Halo Latif, apa kabar?” tanya Leon dengan ramah. “Baik.” Dengan Lani pun, Leon melakukan hal yang sama. Hingga berhenti pada sosok anak perempuan yang tadi dikatakan cantik oleh Ello. “Ini yang cantik siapa namanya?” Leon bertanya. “Naya, Om.” “Pinter banget sih. Naya sudah sekolah atau belum?” Kepala Kanaya menggeleng. “Belum, Om. Kata Ayah sebentar lagi aku bisa sekolah.” Latif menyela. “Kemarin kita masih repot pindahan jadi belum sempat mencarikan sekolah untuk Naya. Lagipula Naya juga masih empat tahun.” Leon manggut-manggut lalu mempersilahkan Latif dan keluarganya untu