Marinka tidak menyerah. Ia terus menemui dan membantu ibunya Zehra di warung. Membersihkan etalase, mencuci piring bahkan menyapu semua sampah yang ada. Sesekali tepi matanya menatap aktivitas Zehra, bergerak ke mana pun gadis itu pergi. Namun seperti biasa, Zehra mengabaikannya dan tak peduli sedikit pun. Walau sedih, tapi Marinka bertekad tidak akan menyerah dan akan melakukan segala cara, agar sahabatnya itu kembali. Untuk menarik perhatian Zehra, Marinka berdehem. Tak berhasil, ia pura-pura batuk dan bersin, namun Zehra tidak bergeming tetap membaca atau sesekali mendengarkan musik. Marinka sedikit putus asa, ia mengetuk dagunya berkali-kali untuk berpikir, cara apa agar Zehra mau berbicara lagi dengannya. "Waah, cuacanya cerah ya Zehra!" seru Marinka. Yang diajak bicara mengabai