Zehra menghela nafas melihat Marinka yang tidak putus asa. Perempuan itu benar-benar berniat membuat persahabatan mereka kembali seperti semula. Menjadi seperti awal bagaimana dua perempuan berteman tanpa mengharapkan imbalan apapun dan hanya murni tentang persahabatan. Murni tentang persahabatan, persaudaraan dan kasih sayang. Tentang hubungan tak kasat mata tapi begitu nyata. "Ka, kamu pulang, deh," kesal Zehra. Ia melirik mantan sahabatnya dengan tatapan sinis juga marah. "Kamu itu malah bikin pekerjaan kita melambat tau, nggak!" kesal Marinka. "Lambat gimana?" tanya Marinka bingung. Pasalnya menurut Marinka sendiri ia membantu dengan cepat. Jadi, dari mana Zehra memvonis kalau ia memperlambat? "Yy-yaa, gerakanku kurang lincah karena terhalang kamu!" Zehra berusaha bicara dengan ketu