Telapak tangan Mama menggenggam kedua tangan yang berada di atas pangkuan membuatku terkesiap karena kaget. Pandangan yang tadi sibuk menatap luar, kini teralihkan pada wanita paruh baya yang duduk di sampingku. Saat ini, aku dan mama mertua sudah kembali berada di dalam mobil. Jika saat berangkat tadi Mama duduk di depan tepat samping sopir pribadinya, sementara saat ini rupanya mama memilih duduk di sebelahku. Mungkin beliau khawatir padaku karena kesedihan dan kekecewaan jelas tergambar dari raut wajahku. "Yang sabar, ya. Mungkin Roy masih membutuhkan sedikit waktu untuk meluruskan semua pada Sabrina." Aku tak menjawab dan hanya mengulas senyum yang aku paksakan. Teringat bagaimana saat di dalam ruang perawatan Sabrina tadi, Mas Roy mengabaikanku. Sabrina hanya bertanya sedikit pada