Dilema, bingung dan bimbang melingkupi. Jujur, aku belum ada nyali untuk pulang ke rumah dan bertemu Papa juga Mama. Terlebih untuk bercerita jujur mengenai kondisi rumah tanggaku bersama Mas Roy. Di tengah kekalutan hati, hanya Kak Bie yang aku ingat. Ya, sebaiknya aku meneleponnya karena hanya kakakku yang bisa kuandalkan untuk membantu. Mobil yang aku kendarai sudah keluar dari area perumahan tempat aku tinggal selama beberapa waktu lalu. Menuju jalan ke rumah kedua orang tuaku sembari mencari tempat yang nyaman untuk aku gunakan menenangkan diri. Menemukan sebuah cafe yang lumayan sepi di sore hari seperti ini. Aku membelokkan mobil memasuki halaman cafe. Setelahnya turun dan berjalan memasuki cafe yang memang sepi. Aku membutuhkan tempat seperti ini untuk menenangkan diri dan menyi