Hati Reino masih di penuhi oleh gemuruh emosi yang di sebabkan Vreyya. Beraninya wanita itu mengancam dirinya menggunakan Sena. Wanita yang sangat dia cintai saat ini. Wanita yang bakalan akan ia perjuangkan dari apapun yang akan menghadang di depannya. “Siapa pria yang memeluk Sena tadi?” tanyanya pada dirinya sendiri. Sedangkan Arga yang sedari tadi di sana pun hanya diam memperhatikan Reino yang sepertinya sedang kacau. Melihat pria itu sekarang ini mengajak dirinya nongkrong. Bukan di café, melainkan di club dengan minuman beralkohol yang ada di atas meja mereka. Setelah kejadian di kantor siang tadi, dan dirinya harus bersusah payah mengusir Vreyya dengan lembut, sebab biar bagaimanapun wanita itu merupakan orang utusan dari Angaksa Company, perusahaan besar yang sedang menjalin