Dengan gerakan cepat Loco menangkup wajah Lexa dengan kedua tangannya. Sentuhannya tidak kasar, tapi sangat dominan, memaksanya untuk menatap langsung ke dalam matanya yang gelap dan tajam. "Percayalah padaku," bisiknya, sebelum kembali menunduk dan menangkap mulut Lexa dalam ciuman yang menggila. Bibir Loco melumatnya dengan segala emosi yang meluap di antara mereka, hasrat membara yang akhirnya dilepaskan dengan bebas. Lexa merespons dengan ciuman yang sama. Tangannya meraih kerah kemeja Loco, mendekatkannya hingga d**a mereka menempel erat. Loco mendorongnya perlahan hingga pinggul Lexa menempel di tepi meja kayu yang dingin. Dokumen-dokumen penting, tablet, semuanya disapu oleh lengannya tanpa peduli apa pun. Bunyi perangkat elektronik yang jatuh ke karpet tebal tenggelam dalam e

