Bab 5

1195 Kata
Larasati menikmati keindahan kota Praha dengan berjalan kaki dari hotelnya menginap yang terletak di bagian selatan kota lalu ia mulai menelusuri Sungai Vitava, melewati Jembatan Most Legii menuju Charles Brigde, wajahnya tidak berhenti menyunggingkan senyum mengagumi keindahan kota Praha yang sangat indah meski hanya sendirian. "Andai Mas Bayu ikut.... Arghhh Larasati!! Jangan manja dan cengeng" Larasati menggelengkan kepalanya untuk melupakan keanehan demi keanehan yang mulai ditunjukkan Bayu, suaminya. Tangannya tidak berhenti memotret setiap sudut kota dengan camera yang dibawanya, yah meski ia sedikit iri saat melihat beberapa pasangan terlihat mesra lewat didepannya, tapi rasa iri itu ditutupinya dengan rasa antusias menikmati keindahan kota Praha. "Excuse me miss , can I know this place" Larasati langsung memutar tubuhnya saat mendengar seseorang bertanya dibelakangnya, wajahnya langsung berubah kaget saat melihat siapa yang menyapanya. "Mas Danu ya?" tanya Larasati dengan yakin dan tidak salah mengenali orang. "Laras? Wahhhh suatu kebetulan ya kita bisa bertemu disini, ah iya Ibu bilang kalian pergi bulan madu ke Praha, kok kamu sendirian? Bayu kemana?" tanya Danu sambil melirik kekiri dan kekanan sambil mencari sosok adik tirinya itu. "Iya Mas, aku sendirian... Mas Bayu lagi ada pertemuan dengan investor, kalo Mas kok bisa disini ya?" Larasati sengaja mengalihkan pembicaraan agar Danu tidak bertanya lebih lanjut tentang keberadaan Bayu yang ia pun tidak tau dimana dan sedang apa Bayu saat ini. "Ah iya, Mas kesini juga untuk bertemu dengan investor yang sama, tapi Mas kabur duluan... biar saja Bayu yang menyelesaikan, bikin pusing kepala...jadi jangan kuatir setelah selesai pasti Bayu langsung menyusul kamu" Danu berusaha menenangkan Larasati yang terlihat gundah walau mulutnya tidak mengeluh atau pun bertanya lebih lanjut. Danu menghela nafas dan tidak menyangka Bayu bisa meninggalkan istrinya sendirian seperti ini sedangkan ia tau pertemuan itu sudah berakhir sejak jam 11 siang tadi. "Ooooo aku nggak apa-apa kok Mas, Mas sudah makan... atau mau minum?" Larasati berusaha ramah dengan menawarkan makanan dan minuman, tapi langsung ditolak Danu yang merasa tidak enak jalan berdua dengan istri adiknya. "Nggak usah repot-repot tadi Mas sudah minum sebelum jalan, ya sudah silahkan menikmati liburannya... dan jangan lupa beri Mas keponakan yang cantik ya" Danu melambaikan tangannya dan meninggalkan Larasati dengan helaan nafas saat mendengar permintaan Danu. "Keponakan? Akankah anak bisa merubah sikap dingin Mas Bayu? Jika iya berapapun anak akan aku beri untuk dia asal sikapnya tidak seperti tadi lagi kepadaku dan Aisha" ujar Larasati dalam hati. Ia pun melanjutkan perjalanannya menuju gang-gang sempit dengn langkah tidak seringan tadi, pikirannya tentang memiliki anak dari Bayu membuat kepalanya berdenyut tak karuan. Tanpa sadar Larasati memasuki kawasan rawan kriminal, beberapa lelaki melihatnya dan mengincar camera serta tas tangan miliknya, Larasati yang tidak sadar diintai masih saja acuh dan sibuk menendang batu-batu kecil dijalanan. Salah seorang lelaki langsung berlari dan menarik tas yang diletakkan Larasati dibahunya, Larasati langsung terhenyak dan berusaha melawan dengan menahan tali tasnya. "Pleaseeeee, leave me alone..." usir Larasati, Lelaki itu tidak mendengar permintaan Larasati dan semakin menarik tas itu, Larasati tidak pantang menyerah dan masih berusaha mempertahankan tas miliknya yang berisi dompet dan juga ponsel, ia tidak peduli uang atau ponselnya hilang, tapi buku nikah yang juga ada didalam tasnya itu menjadi sangat berarti dan ia tidak mau kehilangan buku itu. "You're a b***h!!!" Lelaki itu mendorong tubuh Larasati hingga terbentur dinding, Larasati terjatuh dan lelaki itu langsung mengarahkan kakinya ke perut Larasati, Larasati langsung berteriak dan mengerang kesakitan dan memegang perutnya yang diinjak lelaki itu. "Sakitttt... to...longgg" Setelah yakin korbannya tidak berdaya lelaki itu berniat kabur tapi dengan sisa tenaga yang ada Larasati menahan kaki penjahat sadis itu dan memohon agar tasnya jangan diambil. "Pleaseee" mintanya dengan penuh permohonan, lelaki itu semakin kalap dan menendang kepala Larasati berulang kali hingga Larasati tidak sadarkan diri. "Mas Bayu... tolonggg" **** "Elo gimana sih, Laras sedang terbaring tak berdaya dan elo sibuk dengan urusang nggak penting, nggak tanggung jawab banget jadi suami" "Lukanya nggak parahkan? Ya sudah tolong Mas tangani dulu, gue masih banyak urusan penting, setelah dia sadar tolong antarkan ke hotel, lagian ngapain sih dia pake acara pergi-pergi segala, sok berani!" "Astaga Bayu!!! Lo biarkan dia sendirian dikamar... dia juga bisa merasakan bosan dan kesepian, gue nggak nyangka lo bisa nggak punya hati seperti ini, ya sudah urus saja urusan lo dan masalah Laras gue yang akan mengurusnya" Danu menghela nafas dan mengeram kesal, ia lalu melihat Larasati yang terbaring dengan luka lebam disekujur tubuhnya, perasaannya tidak enak saat meninggalkan Larasati sendirian saat mereka bertemu tadi dan feelingnya ternyata benar, ia menemukan Larasati pingsan saat penjahat itu menganiaya tanpa ampun. Danu memegang tas yang berhasil diselamatkannya tadi setelah menghajar tanpa ampun penjahat yang sudah menganiaya Larasati. Ia tidak menyangka Larasati mau dianiaya separah itu demi mempertahankan tas yang berisi buku nikahnya. "Elo sudah menyia-nyiakan wanita sebaik Laras, andai dia bukan istri lo mungkin saat ini gue sudah bawa dia pergi jauh dari lelaki seperti lo" ujar Danu dalam hati. **** Larasati terbangun saat mencium aroma obat dihidungnya, kepalanya masih berdenyut tak karuan. Perutnya juga masih sakit akibat pijakan penjahat tadi. Ia melirik ke kiri dan ke kanan mencari sosok yang ingin dilihatnya hari ini, tapi nihil batang hidung Bayu sama sekali tidak ditemukannya. "Kamu sudah sadar?" Larasati berharap suara itu suara Bayu, tapi nyatanya harapannya terlalu tinggi. Bukannya Bayu yang dilihatnya tapi Danu, kakak iparnya. "Mas Bayu tau aku disini Mas?" tanya Larasati pelan, Danu kembali berusaha menenangkan Larasati dan mengangguk. "Tadi dia ada kok disini, saking capek dan kelelahan menunggu kamu sadar... Mas suruh dia pulang dulu buat mandi dan makan, kamu tenang saja sebentar lagi Bayu juga kembali... lebih baik kamu istirahat agar lukanya cepat sembuh" Larasati tau itu hanya sandiwara agar perasaannya membaik, karena bagi Larasati nggak akan ada suami yang tega meninggalkan istrinya yang sekarat hanya untuk mandi dan makan. "Mas... jika pernikahan ini hanya sandiwara, apa sebaiknya sejak awal aku mengakhirinya?" Danu sampai kaget saat mendengar pertanyaan Larasati. "Laras... lebih baik kamu tidur dulu ya" Danu berusaha menyuruh Larasati untuk tidur, tapi Larasati menghalau tanga Danu dari tubuhnya. "Kenapa ada pernikahan jika hanya satu sisi yang menginginkan pernikahan ini tetap berlanjut, kenapa Mas!!!" teriak Larasati yang akhirnya mengeluarkan isi hatinya, ia tidak mempermasalahkan saat diperlakukan dingin, ia tidak mepermasalahkan Bayu seperti menghindari Aisha, ia juga tidak mempermasalahkan ditinggal sendirian tapi ia tidak terima diacuhkan saat nyawanya hampir merenggang, seakan dirinya tidak memiliki suami. "Tenang Laras..." Bujuk Danu agar Larasati tidak mengikuti emosinya. Larasati menghapus airmatanya dan mencoba untuk tersenyum "Kali ini aku akan bertahan demi pernikahan ini, aku akan bertahan sampai benteng pertahananku hancur dan jika benteng itu hancur... aku sendiri yang akan mengakhiri pernikahan penuh sandiwara ini" Mendengar ucapan Larasati, Danu hanya bisa meratapi kebodohannya dulu. "Andai waktu bisa diputar, Mas tidak akan menolak perjodohan yang Ibu tawarkan jika tau wanita itu adalah kamu Laras" Danu hanya bisa menyesali keputusannya, andai dulu ia tidak menolak mungkin kini dirinyalah yang menjadi suami Larasati bukan Bayu. "Mas selalu ada untuk kamu... percayalah" balas Danu. Larasati bersandar dipundak Danu dan menangis lagi agar rasa kesal dan rasa marah dihatinya hilang, mereka tidak sadar ada orang lain yang memperhatikan kedekatan mereka tak jauh dari ruang UGD, mulutnya mengeluarkan geraman marah dan kesal saat mendengar semua curahan hati Larasati kepada Danu. "Bitchhh... buat apa gue susah-susah datang jika dia sudah bisa menangani Laras, buang-buang waktu!" ujar Bayu dalam hati sebelum meninggalkan rumah sakit. ****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN