Agam berjalan memasuki rumahnya dengan terburu-buru. sungguh, sejak istrinya itu hamil dia jadi mudah merindukannya, bukannya selama ini dia tak merindukan istrinya itu, tapi semenjak mengetahui Arfa hamil dia merasa ada orang lain yang sedang menunggunya bersama istrinya di rumah. pikirannya melayang, keningnya pun berkerut dengan mata yang tertuju ke segala penjuru rumah, kemana istrinya? Biasanya dia akan menyambutnya saat ia pulang. pikiran buruk menyergapnya, hatinya berkecamuk memikirkan jika terjadi hal buruk pada istrinya. Dia segera berlari ke arah kamar dan bernafas lega saat melihat arfa yang tertidur di atas ranjang, lelahnya menguap entah kemana, dia berjalan masuk meletakan tas kerjanya di atas sofa lalu matanya menatap mesin waktu yang menempel di pergelangan tangannya. 17: