Hamil? Kamu hamil fa!"
Tangan arfa menggantung di udara saat mendengar pekikan keras suaminya, dia menutup mulutnya karna telah kelepasan saat berbicara, sudah susah payah dia menjaga agar tak mengatakannya tapi mulutnya ini tak bisa menjaga apa yang sudah dia tutupi dari suaminya ini.
"jawab mas fa, kamu hamil?"
Agam meletakan tangannya di bahu istrinya dan sedikit mengguncangkan bahu arfa meminta jawaban
"Ehmm" Arfa bingung apa yang harus dia katakan pada suaminya, jika dia berbohong pun tak ada gunanya, suaminya ini juga pasti tak akan mempercayainya, kalaupun jujur dia sanksi jika suaminya itu tak marah karna dia sudah berbohong Selama ini.
"Kenapa? Ada yang kamu sembunyiin dari mas kan?"
Agam kembali bertanya, rahangnya sudah mulai mengeras, mungkin karena dia sedang menahan aga
