Setelah menutup pintu Karena kedatangan tamu yang tak diundang tadi, arfa berjalan gontai menuju kamarnya dengan mata kosong, hatinya sakit dan kepalanya pusing untuk memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya. Setelah sampai di pintu kamar, arfa mengamati setiap sudut kamar yang memiliki banyak kejadian yang mungkin hanya akan menjadi kenangan untuknya setelah ini, arfa berjalan masuk dan menatap foto pernikahan berukuran besar yang tergantung di atas kepala ranjang, di sana dia dapat melihat senyum yang mungkin tak akan terbit lagi dari bibirnya, yang mungkin hanya akan menyisakan semua sesak yang telah memenuhi ulu hatinya, lalu arfa berjalan ke arah cermin seraya membuka kerudung dan meletakkannya di sembarang arah, dia menatap bayangannya di sana, lalu tersenyum meremehkan menatap p