Netha menatap pada sekolahan anaknya. Baru pertama kali dirinya ke sini, yang mana dia selalu di rumah dan jarang keluar rumah, kalau tidak bersama dengan keluarganya. Dia memerhatikan setiap langkah anak-anak yang masuk ke dalam sekolah. Dan dia menatap si kembar yang berdiri di depannya dengan senyuman manis mereka. “Mommy nggak perlu khawatir kayak gitu. Xavier sebentar lagi akan datang , dan biasanya dia diantar oleh Mamanya, kalau Mamanya nginap di rumah dia atau Xavier nginap di rumah Mamanya,” kata Jiya, dan memakan makanannya melihat pada satu mobil yang berhenti. Senyuman Jiya mengembang melihat siapa yang datang. Jiya menarik ujung baju ibunya, membuat Netha melihat pada anaknya dan menatap ke arah mobil yang ditunjuk oleh Jiya. “Itu mobil Xavier.” Kata Jiya, diangguki oleh