Waktu telah menunjukkan pukul tujuh pagi. Alarm yang sejak tadi berbunyi di atas nakas yang terletak tepat di samping tempat tidur sama sekali tidak mengganggu tidur Nazra. Menurut itu terlelap tidak peduli dengan sekitarnya. Bahkan sinar mentari yang masuk melalui salah salah jendela dan menerpa wajahnya pun gagal membangunkannya. "Mas, anakmu belum bangun?" tanya Risa heran setelah beberapa saat duduk di meja makan dan tidak mendapati putrinya itu. Tangannya masih asyik mengolesi selai coklat di lembaran roti tawar. "Maksudnya anakmu, Sayang?" Rayhan balik bertanya kepada istrinya. Masih sambil membaca koran, tanpa mengalihkan pandangannya dari lembaran kertas berita yang dipegangnya. "Loh, kan, kamu yang nitip dia di rahimku, Mas," sergah Risa tidak terima. Kalau melakukan hal ya