Liam merasa resah dan gelisah. Meski matanya terpejam, tetapi kantuknya telah pergi entah kemana. Kecupan singkat dari Nazra di dalam mimpi nyatanya memberi efek panjang dan membawa pergi rasa kantuknya. Bahkan, membuat pria itu tidak bisa fokus sama sekali. Niat untuk bertemu dengan Sisca menguar begitu saja. Setiap waktu Liam merasa ingin berlari dan melepaskan jiwa dari tubuhnya. Ciuman dari Nazra begitu memaksa, menyiksa dan mengikat batin Liam tanpa pria itu inginkan. Meski hanya dalam mimpi, tetapi terasa begi manis dan nyata. "Rasanya aku seperti orang gila saja," desis Liam dengan suara lirih diikuti desahan panjang. Cukup membuat frustasi pria keturunan Tionghoa itu. "Kamu benar-benar bikin aku kepikiran, Ra, Ca. Kenapa, sih, kalian berdua singgah di hatiku? Bisa enggak salah s