Suasana romantis yang terbangun dengan sangat alami buyar seketika saat jari telunjuk Nazra berada tepat di dahi Liam dan mendorong tubuh pria itu menjauh darinya. Entah apa yang ada di pikiran Liam saat mendekatkan wajahnya kepada Nazra, yang jelas wanita itu tidak ingin melakukan sesuatu yang ada dipikiran pria itu. Apa pun. Argh, sial. Entah kenapa tubuhku seperti menyukai sentuhan Liam dan justru menginginkan hal lebih. Bahaya! Bahaya! Bisa-bisa yang khilaf aku dan bukannya dia, batin Nazra panas dingin. Sebelum semua itu terjadi, Nazra berusaha mempertahankan kewarasannya dengan mencubiti pahanya. Bahkan, jika Liam khilaf dia harus tetap sadar. Tangan Liam yang terulur ke arah puncak kepala Nazra masih menggantung di udara saat suara itu menginterupsi. "Mau apa kamu?" sentak Rayh