Empat Puluh Satu

1252 Kata

Bad mood, mati kutu dan bingung harus bersikap bagaimana. Itu adalah tiga hal yang membebani pikiran Alin hari ini. Dia masih tidak habis pikir dengan jawaban Rivaldo yang lugas dan teramat jujur itu. Ya, Alin masih memikirkan tragedi tadi pagi ketika sarapan. Dan karena bingung harus bersikap bagaimana terhadap sang Mama, setelah Rivaldo berangkat ke kantor, dirinya langsung melipir masuk ke kamar. Mengurung diri, menutupi wajah dengan bantal sambil benaknya terus memaki-maki sang suami. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi menjelang siang. Seharusnya jam-jam seperti ini ia sibuk diruang tengah, menghabiskan stok camilan sambil menonton televisi. Tapi sekali lagi, gara-gara kejujuran Rivaldo, dirinya tak bisa bersantai di ruang tengah. Rasa malunya terlalu sulit dihilangkan. Sungguh

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN