"Mamaaa...., papa kenapa?" Kalista menghambur ke pelukan mamanya. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, menangis karena takut sesuatu yang buruk menimpa papanya. Dirga juga sampai bingung harus bagaimana, cuma bisa memberi tepukan di pundak Kalista, tanda bahwa ia akan selalu ada untuknya. Mamanya sungguh tegar. Kesedihan tampak di wajah cantik sang mama. Tapi tidak ada lagi air mata mengalir. "Tadi papa jatuh. Mungkin karena shock mendengar cerita Kei saat kalian belum tinggal bersama Eyang Sastro. Kata dokter sudah stabil kok. Sekarang lagi istirahat. Kamu mau lihat papa kan? Masuk yuk. Kei sama Om Dirga dulu ya..." Mamanya menggamit tangan Kalista lembut, mengajak Kalista yang masih ragu untuk segera masuk ke ruangan di mana papanya dirawat. Kalista maju mundur. Tapi langkah kakin