“Kamu adalah—” “Jangan asal tebak,” potong Indah menepis kasar tangan Wahyu, sebelum pria itu menyebut satu nama. “Kamu nggak—” “Anggun Kalingga.” Wahyu balik memotong perkataan Indah. Sungguh-sungguh memperhatikan ekspresi gadis itu, agar tidak ada yang meleset dari pengamatannya. Benar saja. Wajah yang tadinya terkesan pongah itu, meskipun tetap terlihat tenang, sempat menunjukkan sedikit ketegangan di sudut mata. Perubahan kecil itu, cukup bagi Wahyu untuk menyadari bahwa dugaannya benar. “Cobalah berkelit kalau kamu bisa,” tantang Wahyu dengan keyakinan yang semakin kuat. Semua teka-teki yang sempat membuatnya bingung, kini mulai tersusun dengan jelas. Budiman sudah menaruh curiga lebih dulu. Sementara Darwin, datang ke kediaman Wisesa untuk memperjelas dugaan Budiman. Sedangkan S

