BR~101

1458 Kata

“Saya, Wahyu Sadhana,” ujar Wahyu menjabat tangan pria yang terlihat seumuran papanya. Mungkin lebih muda beberapa tahun, tetapi ia juga tidak bisa memastikan hal tersebut. “Farhat,” balasnya gugup dan salah tingkah. Karena itu pulalah, tangannya terasa dingin dan sedikit tremor ketika menjabat tangan pria itu. Farhat juga tidak mungkin lupa dengan keluarga Sadhana, karena mereka adalah kuasa hukum dari keluarga Kalingga dahulu kala. “Silakan duduk,” ucap Wahyu mempersilakan pria itu duduk kembali di kursinya. “Sebelumnya, saya minta maaf kalau penjemputan Bapak di Bali agak sedikit memaksa. Tapi, kami tidak punya pilihan lain. Saya nggak tahu Bapak sering nonton tivi, atau baca berita, tapi, Bapak pasti tahu kalau semua ini ada kaitannya dengan keluarga kalingga.” Farhat menelan ludah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN