BR~100

1248 Kata

Anggun tidak langsung bertanya ketika Wahyu akhirnya kembali ke ruangannya. Wajah pria itu terlihat kusut dan sorot matanya tampak menyimpan banyak kesedihan yang tidak bisa terungkapkan. Melihat itu, debaran jantung Anggun mendadak berpacu cepat. Pikirannya langsung tertuju pada Sabda, karena kepergian Wahyu dan Syifa yang mendadak beberapa waktu lalu. Anggun takut, jika ia bertanya perihal keadaan suaminya, maka yang didapatnya tidak sesuai dengan harapan karena melihat ekspresi Wahyu saat ini. “Sabda koma,” ucap Wahyu setelah berdiri di samping ranjang pasien. “Kita cuma bisa—” “Nggak!” Anggun menggeleng cepat. Tidak mau percaya dengan perkataan Wahyu tentang suaminya. Wajahnya sontak memanas, seiring tubuhnya yang mulai bergetar. “Nggak mungkin!” suaranya pecah, setengah berteriak d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN