“Bagus!” April bersedekap dan menatap tangan Anggun yang berada di bahu Wahyu. “Jadi, kalian sudah terang-terangan sekarang.” Wahyu sedikit memutar tubuh setelah menepis pelan tangan Anggun dari bahunya. “Mau apa ke sini?” “Aku ada perlu sama Sabda,” jawabnya sambil menunjuk Anggun. “Mau bicara masalah istrinya yang nggak tahu malu ini.” Anggun menatap April dengan tenang dan enggan menyanggah perkataan April. Biarlah wanita itu dipenuhi dengan asumsinya sendiri dan terbakar dengan semua hal yang sudah terjadi. “Silakan urus istrimu,” ucap Anggun sedikit bergeser dari hadapan Wahyu. “Dia mungkin sedang terbakar dan ... akan jadi arang.” “Jaga bicaramu.” April segera mencekal lengan Anggun. Mencengkramnya erat dengan senyum yang tersemat di wajah. “Aku sudah pernah—” “April.” Wahyu me

