BR~87

1224 Kata

“Aku bukan membela Wahyu, tapi dia benar.” Sabda akhirnya memberi komentar setelah kepergian sepupunya. “Aku nggak bisa bicara keras seperti dia, karena kita pasti berakhir dengan perang dingin. Aku paham, tujuanmu cuma om Regan. Tapi ingat, meskipun papaku dan om Darwin terlibat, mereka juga sudah siap dengan konsekuensinya. Jadi, berhentilah main-main dah fokus penjarakan om Regan dan semua selesai.” Anggun memandang es americano yang masih utuh di hadapan dan masih memikirkan tentang semua ucapan Wahyu. Pria itu benar-benar menampakkan taringnya dan sudah tidak bisa dikompromi sama sekali. “Aku buat laporannya hari ini.” Akhirnya, hanya itu yang bisa dilakukan Anggun. Membuat laporan dan tidak lagi memperpanjang masalah yang ada. “Jam berapa?” “Pagi ini, biar cepat.” “Aku minta pak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN