Meski sudah memakai sebuah jaket, Sabda merapatkan kerahnya lebih erat. Setiap hembusan napasnya membentuk uap tipis dan tubuhnya sesekali bergetar ringan, karena hawa dingin dari beberapa pendingin ruangan di ruang server. Jika saja Indah bersamanya sejak tadi, Sabda pasti sudah memeluk gadis itu untuk mencari sebuah kehangatan. Namun karena jarum jam belum berada di angka 11, maka Sabda harus bersabar sembari terus membuka dan membaca arsip yang telah tersimpan 15 tahun lamanya. Ketika menemukan beberapa hal janggal, Sabda lantas mengeluarkan earbuds dan menyumpal telinganya karena akan menghubungi seseorang. “Pa! Waktu Papa masih jadi pemred 15 tahun yang lalu, kenapa ada berita yang nggak naik cetak dan nggak tayang?” “Kamu di mana?” Budiman balik bertanya dan tidak menjawab pertan

