“Pagi, Sayangku,” sapa Sabda segera menghampiri Anggun yang sudah berada di dapur. Memeluknya dari belakang, lalu memberi ciuman berkali-kali pada sisi leher sang istri. Sabda berharap, hubungan mereka akan selalu hangat seperti sekarang dan Anggun bisa terus melunak seperti tadi malam. Karena setelah bicara dengan Syifa, Sabda ternyata harus mengubah gaya bicaranya pada Anggun. Istrinya itu, sepertinya memang tidak bisa disudutkan dan Sabda harus pintar-pintar mencari kalimat yang tepat, serta menjaga intonasi bicaranya. “Pagi,” balas Anggun tidak protes dengan sikap Sabda, yang sebenarnya sudah membuat tubuhnya meremang. Anggun tidak berniat memberi respons, karena tidak ingin berakhir di kamar mandi karena ia sudah mandi sejak subuh tadi. “Sarapan dulu.” “Sarapan kamu.” “Nggak.” S

