Bab 57. Ketakutan Hening

1140 Kata

Devan yang tidak mau terlambat ke kantor, bangun lebih pagi. Kini dia sudah rapi dengan pakaian kerja. Dia tersenyum melihat Hening yang masih tidur nyenyak, dan tertawa kecil melihat goresan luka kecil di ujung bibir Hening. Dia mendekati Hening dan mencium pipinya, membuat Hening terbangun. “Mas sudah mau berangkat? Nggak sarapan dulu?” tanya Hening yang masih mengantuk, dan suaranya terdengar serak. “Aku sarapan di kantor. Aku nggak mau kena macet. Nggak apa-apa aku pergi?” Hening memejamkan matanya, lalu mengangguk. Devan lalu mencium perut Hening dan mengusapnya. Tiba-tiba dia tertawa lepas, juga Hening yang menertawakannya, karena perut Hening yang bergerak-gerak saat dikecup lembut Devan. “Mungkin dia marah sama aku,” ujar Devan sambil mengulum senyum. “Haha, kok marah? Maksud

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN