Perjalanan menuju rumah Hening masih cukup jauh, sedangkan Hening masih tegang dan bingung. Devan yang tidak ingin mendiamkan Hening, akhirnya membuka pembicaraan. Meletakkan tangan Hening di atas pangkuannya, bertanya dengan nada pelan, “Jadi bagaimana ceritanya tadi pagi?” tanyanya pelan, menyinggung kembali keadaan Hening yang sedang hamil. Diam-diam dia merasa sangat bahagia, membayangkan Daren yang akan memiliki adik dan rumahnya yang lebih ramai. Hening menghela napas sejenak, “Aku bangun, aku merasa mual dan ingin muntah, tapi hanya ludah yang ke luar, padahal perutku mual banget. Aku jadi curiga aku hamil. Aku ingin tahu cepat, Mas. Jadi aku beli test pack, aku cek di toilet hotel, ... ternyata aku hamil.” Devan mengeratkan genggaman tangannya, perasaannya sangat bahagia mendeng