Hening masih mengingat Devan yang tertunduk lesu di hadapannya saat memohon, agar dia mau menunggu dan sabar, dan tetap bersamanya, melanjutkan pernikahan mereka. Namun, Hening menolak permohonan Devan, dan dia yang tetap ingin bercerai. Risma masih menyinggung sikap buruknya dan dia yang menyesalinya. “Mas Devanmu sampai bersujud, meminta Mama menerima kamu, dan memberi kesempatan lebih lama untuk kalian berdua. Tapi Mama yang terlalu sombong.” Risma menyeka pipinya yang basah karena air mata penyesalan. “Terkadang Mama sulit memaafkan diri Mama sendiri, terutama saat Mama yang memaksa kamu melahirkan Daren secara sesar—“ “Mama—“ Risma menertawakan dirinya yang konyol, dan Hening jadi ikut tertawa. “Mama konyol ya, Ning. Kamu yang hamil tapi Mama yang malah memaksa kamu lahir sesar.

