Bab 115. Penolakan

1171 Kata

Hening dan Nadiv sudah duduk berhadap-hadapan di ruang istirahat yang tidak jauh dari dapur tempat mereka biasa bekerja setiap hari. “Jadi kamu masih menolak, aku benar-benar serius menyukai kamu, Hening,” ujar Nadiv. Hening sebenarnya juga menyukai kepribadian Nadiv, dia pria yang tegas, tampan, dan bertanggung jawab. Terlepas dari sikapnya yang galak yang cukup membuat Hening gentar. “Apa kamu keberatan karena statusku duda?” Hening menggeleng dan menghela napas panjang. “Pak, aku nggak sesempurna yang Bapak lihat.” “Aku juga nggak sempurna. Nggak ada yang sempurna di dunia ini, Hening.” Hening kembali mengingat awal pacaran dengan Bastian yang indah dan membahagiakan, sampai pada akhirnya dia mau tidak mau mengungkapkan masa lalunya yang pelik, dan Bastian yang keberatan dengan it

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN