Hening sebentar-sebentar melirik Bastian yang menyetir di sebelahnya. Dia mengakui Bastian memiliki wajah tampan dan memesona. Selama bekerja di cafe Bastian, Hening cukup mengenal Bastian sebagai pekerja keras dan atasan yang baik, tidak pelit memberi izin kepada pegawai yang tidak bisa bekerja, juga tidak membentak saat merasa kesal atau marah ke bawahan jika ada sesuatu yang tidak berkenan di hatinya. Hening tidak berani menebak apa yang ingin Bastian bicarakan dengannya. Namun, dia mulai menyadari bahwa Bastian yang menyimpan perasaan khusus kepadanya. Beberapa hari ini, Bastian kerap memperhatikannya, dan Hening yang pura-pura menghindar. Lagi pula, Hening khawatir dia yang malah mungkin salah menduga, dan dia tidak mau terlalu memikirkannya. Ternyata Bastian mengajak Hening makan m