Hening menghela napas lega setelah kepulangan Devan dan Daren, tidak mengapa malam ini dia harus berpisah dari Daren, yakin akan kembali bersatu, karena keduaorangtuanya yang sudah memberi restu. Hening menatap langit-langit kamar sambil tersenyum membayangkan keseruan hari-harinya bersama Daren di masa depan, mengingat kembali kelahiran Daren yang menyenangkan, dan suaminya yang menemani, mengenang kecupan mesra Devan waktu itu. Tapi, tiba-tiba saja senyumnya surut, teringat sesuatu. “Karen,” gumam Hening, mengingat percakapannya dengan Nadiv, menyinggung kakaknya yang merupakan cinta pertama Devan. Nadiv juga bercerita tentang Karen yang masih menjalin hubungan dengan Devan meskipun sudah menikah dengannya. Mungkin karena dia yang sudah merasa sangat senang akan kedatangan Daren, sehin