Kontraksi

2517 Kata

Ririn terbangun di tengah malam karena merasakan kontraksi yang kuat di perutnya. Ia mengatur napasnya, merasakan gelombang sakit yang tiba - tiba datang dan pergi. Iksan, sedang tidak di rumah, lagi terbang ke Denpasar dan baru pulang besok siang sebelum memulai cutinya lusa. Ririn meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja samping tempat tidur. Jam menunjukkan pukul tiga dini hari. Dengan tangan gemetar, ia menelepon kak Ana, dia yakin ponsel kak Ana standby dua puluh empat jam. "Halo, Kak Ana, Aku kayaknya kontraksi nih," Suaranya sedikit bergetar karena rasa ngilunya masih tersisa walau kontraksinya sudah hilang. "Adek di rumah sebelah atau di Tebet?" "Di sebelah kak, dikamarku diatas." "Tenang ya dek, kakak kesana sekarang," jawab Ana dengan suara lembut namun tegas, dia sudah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN