“Bagaimana acara semalam, Ev?” Tanya Will pada Evelyn. Saat ini mereka tengah sarapan pagi di hari libur yang cerah ini.
“Biasa saja, sama seperti sebelumnya. Donasi yang terkumpul mencapai milyaran dan akan didonasikan untuk masyarakat yang kekurangan” Jawab Evelyn kemudian memakan salad buahnya.
“Tidak ada yang spesial?” Tanya Macy.
“Maksud Mommy apa?” Tanya Evelyn.
“Jangan pura-pura tak mengerti, Ev” Ucap Macy tepat sasaran.
Yap, sebenarnya Evelyn sangat paham dengan pertanyaan sang ibu padanya. Pasalnya Macy akan selalu bertanya padanya setiap kali ia menghadiri acara itu karena sang ibu selalu memintanya membawa pacar untuk dikenalkan atau semacamnya sampai-sampai telinga Evelyn panas mendengarnya.
“Kal El di mana, Mom?” Tanya Evelyn mengalihkan pembicaraan.
“Dia belum pulang sejak semalam, katanya dia sedang pergi berburu aurora bersama temannya” Jawab Macy.
“Aurora? Huh, dia pasti mau pamer lagi pada pacarnya si mata dolar itu. Mommy tahu? Pacar Kak El yang sekarang selalu meminta barang-barang mewah pada Kak El. Dari pada dia, Ev lebih suka Diandra. Selain cantik, dia juga baik dan lembut tapi sayangnya Kak El menyia-nyiakan gadis langka itu begitu saja” Ucap Evelyn.
“Sudahlah Ev, biarkan Kakakmu memilih pilihannya sendiri. Dia akan sadar apa yang terbaik untuknya suatu saat nanti” Sahut Will.
“Daddy benar. Tapi kalau Kak El memutuskan untuk menikahi si mata dolar itu, Ev akan menentangnya” Ucap Evelyn yang membuat Will dan Macy menggelengkan kepala.
“Oh ya, kapan Kak Byll, dan Kak Con pulang? Katanya mereka hanya pergi selama sebulan tapi ini sudah hampir dua bulan mereka tidak pulang” Tanya Evelyn dengan wajah cemberut.
“Kenapa? Merindukan kami?” Tanya Byll yang tiba-tiba saja datang bersama Conradinez.
“Kakak!” Seru Evelyn kemudian segera berlari ke arah Byll dan Conradinez. Memeluk kedua pria yang ia rindukan sebulan terakhir.
Kenapa Evelyn memanggil mereka kakak padahal mereka kembar? Karena Evelyn lebih suka memanggil mereka dengan embel-embel kakak agar ia merasa seperti memiliki kakak sungguhan. Meski Delwyn dan Conradinez kurang setuju dengan hal itu, tapi Evelyn tidak peduli.
“Kenapa kalian pergi lama sekali? Mana barang titipanku?” Tanya Evelyn dengan wajah berseri.
“Lihat ‘kan? Dia bukan merindukan kita, dia hanya menginginkan barang titipannya saja” Sahut Conradinez.
“Iya, benar. Jadi mana?” Tanya Evelyn.
“Dasar!” Ujar Byll sembari mengacak rambut Evelyn. “Ada di dalam kamarmu” Lanjutnya membuat Evelyn segera berlari ke kamarnya.
Sementara Byll dan Conradinez menghampiri Will dan Macy yang masih berada di meja makan kemudian duduk di tempat masing-masing.
“Hi Mom, Dad” Sapa Byll.
“Welcome Boys” Ujar Will. “Bagaimana keadaan di sana?” Lanjutnya.
“Cabang di Italia ternyata tidak separah seperti yang dikabarkan dan dua proyek yang sempat tertunda sudah kembali dilanjutkan. Aku memantau perkembangan kedua proyek itu selama dua minggu dan tampaknya tidak akan ada masalah lagi” Jawab Conradinez.
“Baguslah. Bagaimana denganmu Byll?” Tanya Will.
“Meski terdapat sedikit kendala tapi semuanya masih bisa ditangani terlebih kita memiliki keuntungan yang tidak dimiliki penawar lain. Kontraknya pun sudah selesai dan mungkin akan tiba di kantor Daddy siang ini” Jawab Byll.
“Kerja bagus, Boy” Puji Will.
“Dan juga aku baru saja menerima e-mail dari Scop Group. Mereka memiliki sebuah proyek yang ingin mereka lakukan dengan kita, Wallace Corp. dan AN Corp.” Jelas Byll.
“Kenapa Mommy tidak mengetahui hal itu?” Tanya Macy dengan kening mengerut.
Pasalnya CEO yang kini menempati posisi Macy untuk sementara tidak mengatakan apapun padanya. Karena meski orang tersebut menduduki posisi sebagai CEO tapi dalam mengambil keputusan mengenai persetujuan pengambilan proyek akan ditangani langsung oleh Macy.
“Entahlah, kupikir Mommy sudah mengetahuinya karena di sana tertulis kalau pihak Mommy sudah menandatangani kontraknya dan tinggal menunggu persetujuan dari pihak Daddy” Jelas Byll.
“Lagi-lagi dia melakukannya. Memutuskan sesuatu secara sepihak” Gerutu Macy. “Mulai besok kamu yang akan mengambil alih Con” Lanjutnya membuat Conradinez tersedak makanannya.
“Mom, jadwal kuliah Con sudah menumpuk? Kenapa tidak menyuruh Byll atau Al saja? Atau paling tidak El. Kuliah mereka bertiga ‘kan selesai setahun lebih awal” Protes Conradinez.
“Byll dan Al sibuk membantu Daddy. Dan kamu tahu bagaimana El, dia masih sibuk bermain sana-sini jadi pasti tidak akan mau” Ujar Macy.
“Tapi Mom...”
“Mommy akan memberimu wewenang penuh, benar ‘kan Queen?” Sahut Will sembari menatap Macy meminta persetujuan.
“Benar, Mom?” Tanya Conradinez dengan mata berbinar.
Sejenak Macy berpikir mengenai ucapan sang suami yang mengambil keputusan secara tiba-tiba. Bukannya dia tidak memercayai putranya, dia hanya belum siap untuk memberi mereka kebebasan dalam membuat keputusan yang menyangkut masa depan perusahaan.
“Baiklah. Tapi Mommy akan melihat kinerjamu selama satu tahun pertama” Ujar Macy akhirnya.
“Yes!” Seru Conradinez kemudian memeluk sang ibu yang berada di sampingnya lalu mencium pipinya beberapa kali.
“Kakak!” Seru Evelyn sembari berlari ke dalam ruang makan dan langsung memeluk serta mencium pipi Byll dan Conradinez secara bergantian. “Terima kasih” Lanjutnya sembari memperlihatkan sebuah boneka berbentuk babi berwarna pink di tangannya yang membuat Will dan Macy lagi-lagi menggelengkan kepala melihat kelakuan putri mereka.
Sebelum keluar negeri, Evelyn memang sempat menitipkan boneka hewan tersebut yang merupakan keluaran terbaru dari brand XXX. Meskipun tidak suka shopping tapi jika menyangkut boneka yang satu itu maka ia tidak akan memikirkan hal lain selain mendapatkannya. Di kamarnya bahkan terdapat ruang khusus untuk menyimpan koleksi boneka-bonekanya.
“Ev, aku ingin bertanya sesuatu” Sahut Conradinez.
“Apa?” Tanya Evelyn.
“Kenapa kau sangat menyukai hewan itu?” Tanya Conradinez.
“Ih Kak, sudah berapa kali kukatakan. Meskipun aku tidak menyukai hewan aslinya tapi bonekanya sangat menggemaskan. Benar ‘kan Violet?” Jawab Evelyn kemudian mengecup boneka yang ia beri nama Violet.
“Kau bahkan sudah memberinya nama” Sahut Conradinez.
“Oh ya, Dad. Ev baru ingat, semalam Ev bertemu dengan Austin Stone dari Stone Group. Dia bilang ingin bertemu dengan Daddy” Ucap Evelyn.
“Daddy?” Tanya Will yang dibalas anggukan oleh Evelyn yang tengah melahap salad buahnya. “Kenapa tidak membuat janji dengan Dion?” Lanjutnya.
“Entahlah. Mungkin karena Daddy terlalu sibuk sementara dia sedang terburu-buru ingin bertemu jadi dia mencoba alternatif lain?” Tebak Evelyn. “Memangnya siapa dia Dad?” Tanyanya.
“Bukan siapa-siapa, lanjutkan makanmu Ev” Pintah Will.
-------
“Sudah ada kabar dari Wallace Corp.?” Tanya Austin begitu melihat Idris yang selalu menunggunya di depan lift.
“Sudah, Sir. Beliau ingin bertemu Anda siang ini” Jawab Idris.
“Bagus. Siapkan semuanya” Pintah Austin.
“Baik, Sir” Ucap Idris.
Siang ini, sesuai janji. Austin dan Will bertemu di Wallace Corp., tepatnya di dalam ruangan Will.
“Kudengar kau ingin bertemu denganku” Ucap Will kemudian meminum minumannya lalu meletakkannya kembali.
“Benar. Tolong batalkan penarikan investasi Anda pada Stone Group, Mr. Carbert” Ujar Austin to the point.
“Bukankah hubungan IS Corp. dan Stone Group buruk? Kenapa kau menemuiku mewakili Stone Group?” Tanya Will.
“Meski memiliki hubungan yang buruk, perusahaan itu tetaplah perusahaan ayah saya” Jawab Austin sepenuhnya berbohong, karena ia melakukannya demi janjinya pada dia.
“Kenapa bukan kau saja yang mengembalikan kejayaan Stone Group? Bagaimanapun itu adalah perusahaan ayahmu dan aku yakin kau sangat mampu melakukan itu. Kau bahkan rela datang kemari menemuiku mewakili ayahmu”
“Bukankah Anda sudah mengetahui bahwa IS Corp. dan Stone Group memiliki hubungan buruk?”
“Ego rupanya” Gumam Will sembari tersenyum meremehkan. “Saat ini Stone Group sudah tidak berdaya. Aku hanya membuang sesuatu yang sudah busuk dan tidak berguna lagi. Jadi apa alasan untukku agar membatalkan penarikan investasi itu?” Tanya Will membuat Austin mengepalkan tangannya.
“Jika Anda membatalkan penarikan investasi tersebut, saya akan membuatnya lebih berharga dari sebelumnya” Jawab Austin.
Will tersenyum meremehkan mendengar jawaban Austin yang ia anggap terlalu polos itu.
“Bukankah kau juga harus mengurus perusahaanmu? Bagaimana jika saat kau mengurus perusahaan ayahmu lalu perusahaanmu sendiri terbengkalai tanpa kau sadari? Bukankah itu namanya menggali dan menutup lubang di saat bersamaan?”
“Anda tidak perlu mengkhawatirkan hal yang tidak akan pernah terjadi, Mr. Carbert” Ucap Austin. “Jika Anda membatalkan penarikan investasi tersebut, saya yakin Anda tidak akan menyesal” Lanjutnya.
“Itulah yang dikatakan ayahmu saat memintaku untuk berinvestasi padanya. Dan lihat apa yang terjadi sekarang. Dulu Stone Group termasuk dalam salah satu perusahaan terbaik seperti IS Corp. sekarang. Aku memang mengakui kehebatanmu dalam berbisnis, tapi apa yang membuatmu berbeda dengan ayahmu?”
“Anda akan melihatnya saat saya membuktikan ucapan saya”
“Kenapa kau memilihku?”
“Karena saya melihat peluang pada Anda”
Will berpikir sejenak mengenai ucapan Austin. Pria muda yang cukup tangguh dalam bersaing dengan pebisnis yang terkenal handal. Jadi tidak ada salahnya melihat kemampuan pria itu dalam mengatasi masalah yang dihadapinya sekarang.
“Berapa lama waktu yang kau butuhkan untuk mendapat kepercayaanku?” Tanya Will.
“Dua bulan” Jawab Austin.
“Satu bulan” Tantang Will yang membuat Austin lagi-lagi mengepalkan tangannya.
“Baik” Ucap Austin.
Dan bertepatan dengan itu, pintu ruangan Will terbuka dan memperdengarkan suara seorang gadis yang dengan semangat memanggil sang ayah sembari menenteng sebuah paperbag.
“Daddy!” Seru Evelyn.
-------
Dag dig dug serrrr.... >_<
Love you guys~