“Seriously? Kau benar-benar menanyakan hal itu padanya?!” Seru Mikaila saat Evelyn menceritakan apa yang ia lakukan kemarin di kantor Austin. “Kebiasaan. Mulutmu ini harus sering di kontrol” Ucap Evelyn. Untung saja suasana kelas mereka masih lumayan sepi jadi mereka tidak mendapat perhatian lebih dari seisi ruangan. “Maaf, maaf. Tapi aku benar-benar tidak bisa mengontrolnya, kau ini sungguh wanita tanpa urat malu. Bisa-bisanya kau mengatakan itu padanya? Secinta-cintanya kau pada pria itu, setidaknya tunggu dia yang menyatakan perasaannya lebih dulu. Aku menyuruhmu mengejarnya bukan menyatakan cinta secara gamblang seperti itu” Ujar Mikaila. “Kalau aku harus menunggu dia yang melakukannya mungkin aku tidak akan pernah mendengarnya. Kau tahu? Dia itu sangat dingin dan kaku, wajahnya sa

