Evelyn membuka pintu kamarnya saat mendengar seseorang mengetuknya. Dan saat pintu tersebut terbuka, Evelyn dengan cepat hendak menutupnya kembali. Namun gerakannya sedikit lebih lambat dari orang tersebut yang lebih dulu menahan pintu dengan kakinya.
Evelyn yang masih kesal karena kejadian tadi siang pun menghela nafas kemudian membiarkan saudara kembarnya itu masuk sementara ia langsung duduk di atas tempat tidur sembari memeluk boneka kesayangannya.
“Kau masih marah?” Tanya Aldrich.
“Pikir saja sendiri” Ketus Evelyn dengan wajah cemberutnya.
“Dasar bocah” Ujar Aldrich sembari mengacak rambut Evelyn.
“Kalau aku bocah terus kau apa?” Kesal Evelyn sembari merapikan rambutnya.
“Ya, ya, ya. Aku datang ingin menagih janjimu. Empat kali lipat” Ucap Aldrich.
“Itu terlalu banyak, lagipula bagaimana caranya kau kembali ke kamarmu nanti?”
“Aku akan mengurus itu”
Evelyn menghembuskan nafasnya kemudian berdiri dan masuk ke sebuah ruangan diikuti Aldrich tepat di belakangnya.
“Pilih saja sesukamu” Ucap Evelyn.
Dengan senang hati, Aldrich pun masuk lebih jauh ke dalam dan mengambil dua belas buah boneka Evelyn yang tertata rapi di tempatnya.
Yap. Selain Evelyn, ada Aldrich yang juga menyukai boneka berwarna pink itu. Pria itu selalu datang diam-diam setiap malam ke kamar Evelyn untuk meminjam boneka gadis itu dan mengembalikannya saat ia telah bangun. Ia sangat suka memeluknya saat tidur dan tidak bisa tidur tanpa boneka itu. Saat keluar kota pun, ia akan membawa paling tidak satu boneka Evelyn di dalam kopernya.
Dan tentu saja tidak ada yang mengetahui kebiasaannya yang satu ini. Termasuk kedua orang tuanya. Entah akan disimpan di mana wajahnya jika kebiasaannya ini terbongkar. Terlebih jika ketiga saudaranya yang lain mengetahui hal ini.
Awalnya Evelyn hanya membiarkannya sebanyak tiga buah setiap malam. Tapi karena perjanjian mereka tadi siang, ia terpaksa meminjamkannya sebanyak dua belas buah.
“Tidakkah kau merasa aneh? Kau membelikannya untukku tapi saat malam kau meminjamnya juga. Kenapa kau tidak membeli sendiri untuk dirimu juga?” Tanya Evelyn sembari memandangi Aldrich yang tengah memilih-milih bonekanya.
“Akan lebih aneh kalau aku membelinya untuk diriku sendiri” Jawab Aldrich.
“Apa kau akan tetap seperti ini kalau sudah menikah?”
“Tentu saja tidak”
“Syukurlah. Jika tidak, aku akan sangat kasihan dengan istrimu nanti karena kau lebih memilih memeluk boneka dari pada dirinya saat kalian tidur”
“Tidak perlu memikirkan hal yang tidak akan terjadi” Ucap Aldrich sembari memberikan enam buah boneka pada Evelyn. “Lebih baik bawa ini ke kamarku” Lanjutnya kemudian kembali mengambil enam boneka lainnya.
“Apa? No” Tolak Evelyn.
“Cepatlah. Atau aku tidak akan membelikannya lagi untukmu” Ancam Aldrich sembari berjalan terlebih dahulu.
Kesal, Evelyn pun menghentak-hentakkan kakinya mengikuti Aldrich sembari menggerutu karena pria itu selalu menggunakan ancaman yang sama.
-------
“Ada apa?” Tanya Austin pada Jack.
“Mr. O’Connor kembali menghubungi dan meminta untuk bertemu Anda secara langsung” Jawab Jack.
“Bukankah aku dengan jelas telah menolaknya?”
“Tapi beliau tetap memaksa, Sir”
“Katakan padanya untuk menjadi mayat terlebih dahulu jika ingin aku bertemu dengannya”
“Baik, Sir” Jack pun berlalu dari ruangan Austin.
Tak lama kemudian, pintu ruangannya diketuk kembali dan Idris masuk ke dalam ruangannya.
“Doni telah datang, Sir” Lapor Idris.
“Biarkan dia masuk” Pintah Austin.
Idris pun keluar dan membiarkan Doni masuk ke dalam berhadapan langsung dengan Austin yang tengah membaca sebuah berkas.
“Anda memanggil saya, Tuan” Ucap Doni.
“Bukankah pengeluaran perusahaan terlalu besar, Doni?” Tanya Austin tanpa mengalihkan pandangan dari berkas di tangannya yang membuat Doni gugup.
Jika berhadapan dengan Marquis, mungkin ia tidak akan segugup ini. Tapi lain hal dengan Austin yang memiliki aura yang lebih tegas dan mematikan dari sang ayah yang terkenal lebih lembut.
“I, i, itu...”
“Sebenarnya apa saja yang telah kau lakukan hingga membiarkan wanita itu menghabiskan uang perusahaan?” Tanya Austin membuat Doni tak dapat berkutik. “Bukankah percuma saja aku menyelamatkan Stone Group jika ada parasit yang siap memangsa perusahaan kapan saja?” Lanjutnya.
“Maafkan saya, Tuan” Ucap Doni sembari membungkuk.
“Apa ucapan maafmu dapat mengembalikan uang yang telah dia habiskan?” Tanya Austin sembari mengalihkan pandangannya pada Doni yang tak dapat berkata apapun.
“Mulai sekarang aku ingin keuangan Stone Group dilaporkan langsung padaku setiap minggu dan blokir semua kredit wanita itu mulai sekarang. Jangan biarkan dia menyentuh perusahaan sedikit pun” Pintah Austin.
“B, baik, Tuan” Ucap Doni.
-------
“Mik, ayo pulang. Aku sudah lelah. Dari tadi kita tidak menemukan barang yang kau cari itu” Keluh Evelyn.
Pasalnya mereka telah berkeliling di dalam mall tersebut selama kurang lebih tiga jam untuk mencari barang yang Mikaila inginkan. Mereka bahkan telah mengunjungi hampir semua toko di mall ini untuk mencari barang tersebut.
“Dasar. Kau tidak pernah lelah menjelajahi Dufan tapi kenapa setiap kali ke mall kau selalu mengeluh kelelahan?” Tanya Mikaila.
“Karena Dufan lebih seru daripada mall seperti ini” Jawab Evelyn.
“Ya, ya, ya, baiklah. Tunggu sebentar, masih ada toko di sana. Kalau di sana tidak ada juga, kita pulang saja” Ucap Mikaila sembari berjalan menuju sebuah toko.
“Sebenarnya barang apa yang kau cari? Kenapa sepertinya langka sekali hingga tidak ada di mall sebesar ini?” Tanya Evelyn.
“Kau lihat saja nanti kalau aku menemukan barangnya” Jawab Mikaila.
“Terserah kau” Ucap Evelyn.
Saat Mikaila sibuk mencari barang di dalam toko tersebut, Evelyn menunggu di depan sembari mengedarkan pandangannya hingga ia menemukan sesuatu yang membuatnya tersenyum.
“Mik, aku menunggumu di sana ya” Ucap Evelyn sembari menunjuk sebuah kedai es krim.
“Baiklah” Ujar Mikaila.
Setelah mendapat persetujuan Mikaila, Evelyn segera melangkah menuju kedai es krim tersebut kemudian memesan es krim rasa strawberry berukuran jumbo.
Saat sedang asik memakan es krim jumbonya, tiba-tiba pupil matanya melebar saat melihat seseorang yang paling tidak ia sangka akan berada di tempat ini.
-------
Evelyn liat siapa hayoo? >_<
Love you guys~