Chapter 13

787 Kata
Browser. Klik. Tek. Tek. Tek. ‘IS Corp. : Austin Stone. Pengusaha Sukses Indonesia Yang Berhasil Membangun Cabang Di Berbagai Negara’ ‘Austin Stone : Pengusaha Muda Yang Menguasai Pasar Dunia’ ‘Austin Stone dari IS Corp. Berhasil Mengembangkan Nama Indonesia Berkat Kesuksesannya Di Mata Dunia’ ‘Lajang, Tampan, Sukses, Muda. Siapakah Austin Stone?’ ‘TOP 30 Pengusaha Tersukses. Austin Stone Asal Indonesia berada di posisi 25’ “IS Corp? Bukannya dia mengatakan dari Stone Group?” Gumam Evelyn sembari menatap ponselnya. Ia pun kembali mengetik sesuatu pada ponselnya. ‘Berita Terkini : Saat Ini Stone Group Sedang Berada Di Ambang Kebangkrutan’ ‘Austin Stone Dari IS Corp. Berhasil Menyelamatkan Stone Group Milik Sang Ayah, Marquis Stone’ ‘Apakah IS Corp. Akan Mengakuisisi Stone Group?’ “Jadi Stone Group itu milik ayahnya dan malam itu dia datang mewakili ayahnya?” Gumam Evelyn. “Kalau begitu kenapa dia ingin bertemu Daddy?” Lanjutnya. “Ah, apa karena dia butuh investasi Daddy? Saat itu Stone Group ‘kan hampir bangkrut” Tebak Evelyn. “Tapi kenapa harus Daddy? Bukankah masih banyak investor lain? Dia bahkan bisa menyelamatkan Stone Group tanpa meminta investor dengan IS Corp.” Gumamnya. Akhirnya Evelyn menghela nafas merasa frustasi. Hari ini ia tidak memiliki jadwal kuliah jadi ia menggunakannya untuk mencari tahu tentang Austin. “Tanya Kak Al saja, dia pasti tahu” Ucap Evelyn kemudian bergegas pergi ke perusahaan dan menemui Aldrich yang menjabat sebagai direktur operasional di sana. Setelah sampai di perusahaan, Evelyn segera menuju ke ruangan Aldrich yang berada di lantai empat puluh dan masuk ke sana tanpa mengetuk pintu hingga mengalihkan pandangan sang empunya ruangan. “Ada apa, Ev?” Tanya Aldrich. Tanpa menjawab, Evelyn segera berlari menuju Aldrich dan mengecup pipi pria itu. “Ev, kangen Kak Al” Ucap Evelyn sembari tersenyum kemudian berjalan menuju sofa dan duduk manis di sana. “Kak Al sibuk banget ya?” Tanya Evelyn. “Kenapa?” Tanya Aldrich. “Ev, mau tanya” “Tanyakan saja” “Mmm... Apa perusahaan kita memberikan investasi pada Stone Group?” Aldrich sontak mengalihkan pandangannya pada Evelyn. “Kenapa kau ingin tahu?” “Aku hanya penasaran” Aldrich menatap saudara kembarnya itu dalam diam. Mengaitkan kedua tangannya lalu menumpukkan dagunya di sana sembari menuntut jawaban dari gadis itu. “Apa?” Tanya Evelyn salah tingkah. “Katakan padaku apa hubunganmu dengannya. Aku akan membantumu jika kau memberitahuku sekarang” Tawar Aldrich. “Benarkah?” Tanya Evelyn semangat. Namun sedetik kemudian gadis itu berdehem. “Memangnya apa hubunganku dengannya? Kami tidak punya hubungan apapun. Aku bertanya murni dari rasa penasaranku” Lanjutnya. Evelyn semakin salah tingkah saat Aldrich menatapnya dengan tatapan curiga. “Sudahlah kalau kau tidak mau percaya. Aku pergi saja. Nanti malam jangan datang ke kamarku minta itu lagi” Ucap Evelyn kemudian berdiri dari duduknya. Namun baru beberapa langkah, suara Aldrich menghentikan langkahnya. “Saat itu Stone Group memang dalam kondisi tidak baik dan kondisi Marquis Stone semakin memperburuk situasi perusahaannya. Daddy memutuskan untuk menginvestasi ke sana setelah Austin Stone datang menemui Daddy” Jelas Aldrich. “Tapi kenapa harus Daddy? Bukankah masih ada investor yang lain?” Tanya Evelyn. “Katanya dia melihat peluang pada Daddy” “Peluang? Peluang apa?” “Kenapa tidak langsung tanya saja padanya? Bukankah kau bisa menjadikan itu alasan untuk bertemu dengannya?” “Alasan konyol apa itu? Kalau mau bertemu dengannya aku harus...” Evelyn menghentikan kalimatnya saat ia menyadari bahwa ia hampir keceplosan lagi. Dan itu membuat Aldrich semakin menatap curiga padanya. “Harus apa?” “Tidak apa-apa. Lagipula siapa yang mau bertemu dengannya?” “Kupikir kau menyukainya” “Siapa yang menyukai siapa?” “Kau bahkan rela datang ke sini hanya untuk bertanya itu” “Sudah kubilang aku sangat penasaran karena dia dari IS Corp. tapi malah bekerja mewakili Stone Group” “Kau juga bahkan sudah tahu dia dari IS Crop.” “Aku ‘kan juga akan bekerja di perusahaan suatu saat nanti, jadi harus mulai mengenal orang-orang penting” “Kau bilang masih memikirkan untuk masuk perusahaan” “Aku berubah pikiran” “Karena pria itu?” “Iya” Satu detik. Dua detik. Tiga detik. Empat detik. “Tidak. Bukan. Maksudku... Ada apa dengan tatapanmu itu?” Tanya Evelyn salah tingkah. Ia benar-benar keceplosan kali ini karena kebodohannya sendiri. “Aku mengerti” Ucap Aldrich. “Mengerti apa?” Tanya Evelyn bingung kemudian berjalan mendekat pada Aldrich. “Kau tidak kuliah?” Tanya Aldrich sembari memakai kembali kacamatanya. “Tidak ada jadwal hari ini” Jawab Evelyn. “Jangan mengalihkan pembicaraan, Kak Al” Lanjutnya kesal. “Kalau begitu aku minta lima kali lipat malam ini” Ucap Aldrich. “Terlalu banyak” “Empat” “Tiga” “Tidak jadi kalau begitu” “Baiklah, baiklah, empat. Sekarang cepat katakan” “Jujur dulu padaku” “Jujur apa lagi?” “Kau menyukainya ‘kan?” “Tidak” “Jangan bohong, Ev. Hanya sekali lihat saja aku tahu” “Kalau sudah tahu kenapa masih bertanya? Bikin kesal saja” “Aku hanya ingin mendengarnya langsung darimu” “Omong kosong. Sudahlah, aku pulang saja. Percuma berbicara denganmu” “Malam ini jadi lima kali lipat ‘kan?” “Jangan berani masuk ke dalam kamarku!” Setelah terdengar bunyi pintu yang ditutup dengan cukup keras. Aldrich kemudian mengambil poselnya dan menelepon seseorang. “Selidiki Austin Stone. Semuanya. Termasuk data yang tidak terekspos ke media” Pintah Aldrich kemudian memutuskan sambungan teleponnya. ------- “Ini berkas yang Anda minta, Sir” Ucap Idris sembari memberikan beberapa berkas pada Austin. “Keluarlah” Pintah Austin setelah menerima berkas tersebut. “Baik, Sir” Ucap Idris kemudian berlalu dari ruangan Austin. Setelah kepergian Idris, Austin membuka berkas tersebut dan keningnya seketika mengerut saat membaca setiap angka yang tertera di sana. Ia pun segera menekan interkom di atas mejanya yang dapat langsung terhubung pada Idris. “Panggil Doni ke sini. Sekarang!” Pintah Austin bahkan sebelum Idris sempat menyapa dan memutuskan sambungannya sebelum Idris menjawabnya.    ------- Love you guys~
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN