Games

1161 Kata
Happy Reading, " Keras kepala harus dilawan dengan sengatan menyakitkan" ucap Marlon sambil menatap langit malam di balkon kamar Happy Reading,   " Keras kepala harus dilawan dengan sengatan menyakitkan" ucap Marlon sambil menatap langit malam di balkon kamar Penthouse,miliknya. Kepalanya sakit ketika mengingat perkataan wanitanya, ia hanya bisa melampiaskan amarahnya dengan meminum wine. " Mariana Teixeira, hanya kau yang bisa membuat ku menjadi seperti orang gila" ucap Marlon yang terus meneguk wine.                                                                           ****   " Selamat Datang Mr. Teixeira " ucap Manajer ketika menatap Marlon tepat dihadapannya.   " Kumpulkan pegawai yang berpengaruh untuk perusahaan ini, sekarang " titah Marlon dan kakinya melangkah menuju ruangannya, menunggu targetnya. Ketika semua berkumpul, Marlon menatap remeh kepada Mariana Rios.   " Ia merupakan designer terbaik kami, Carlotte R" ucap Manajer memperkenalkan Mariana Rios kepada Marlon yang tampak tersenyum miring. " Lanjut" ucap Marlon menatap pegawai lainnya.     Semua pegawainya tampak sibuk mempresentasikan segala omset dan target, namun Marlon sibuk dengan pemikirannya sendiri. Hingga ia tersenyum sinis menatap wanitanya maju, melanjutkan pembahasan yang sangat membosankan. " Sir, ini merupakan desain terbaru kita" ucap Mariana Rios sambil menunjukkan sebuah gambar . " Aku kira perlu sedikit diperbaiki, dan kalian boleh keluar." ucap Marlon dengan tegas sambil menghempaskan jarinya. Semua telah pergi kecuali Mariana yang tampak menahan marah, " f**k you, Marlon!" ucap Mariana dan wanita itu keluar meninggalkan Marlon tersenyum puas. " Games baru saja dimulai,sayang" bisik Marlon sambil memutarkan pulpen pada tangan kirinya. " Elina,kemarilah." Panggil Marlon melalui telpon dan dalam satu detik sekretaris barunya muncul dihadapannya, sangat menggoda. " Panggil Miss Carlotte R" Titah Marlon. " Baik sir" dan sekretarisnya pergi meninggalkan Marlon yang tampak tersenyum. " Mari kita hitung mundur, 10,9,8,7,6,5,4-" " Apa!" teriak Mariana tak senang menatap tajam Marlon yang hanya diam membisu. " Apa begini sikap bawahan kepada atasan?" " Kalau atasannya seperti mu, harus kuinjak" " kemarilah" " Marlon. Aku banyak pekerjaan!" " Aku hanya meminta pendapat darimu, bagaimana jika manajer, teman-teman ku pecat" " Marlon!" " Aku ingat, Dominic?. Aku akan memecatnya juga" "What do you want?" ucap Mariana lembut menahan amarah. " Kamu" jawab Marlon yang terus menatap bibir wanitanya. " Dalam mimpi mu, bastard!" dan Mariana memutar tubuhnya 90 derajat untuk keluar, satu kata ruangan ini sangatlah menggerahkan. " Maka katakan selamat tinggal pada teman-teman mu, dan juga perusahaan ini jika aku menyerahkan kepada Mardonna Preciple" " Jangan!. Wanita itu tak cocok menjadi pemimpin" jawab Mariana menahan amarah yang membara. Tok Tok( Pintu diketuk) " s**t" ucap Marlon membuat Mariana tersenyum senang. " Masuk" ucap Marlon, malas. munculah Elina, sekretaris yang menggoda. " Sir, apa anda ingin minum ?" tanya sekretarisnya dengan nada manja membuat Mariana tersenyum miring namun tersiratkan kepedihan. Satu kata Ia cemburu, dan hatinya sedang tak baik-baik saja. " Tidak, yang kubutuhkan hanya Miss  Carlotte " jawab Marlon sambil mengebas jarinya kepada sekretarisnya. Suasana menjadi canggung ketika Elina keluar, hingga Mariana membuyarkan segala kecanggungan ini," Ia sangat menyukaimu, Marlon" " Aku berharap kau tak cemburu" jawab Marlon sambil tersenyum menatap Wajah Mariana yang terus datar. " Ia sama seperti Sean, selalu datar". " Tentu saja tidak, jadi bisakah aku keluar karena ruangan ini sangat menggerahkan" ucap Mariana sambil mengipas wajahnya dengan kedua tangannya. " Tidak. Kemarilah " Titah Marlon yang terus menyender dikursi kebesarannya. " Marlon! . Jangan bermain-main, disini kita bekerja bukan untuk saling menjatuhkan" "Ya, sekarang kita sedang bekerja. Meminta pendapatmu tentang Dominic" " Jangan. Ia wanita rapuh yang membutuhkan pekerjaan" " Baiklah. Namun kau sebagai pengantinya untuk melayani ku" . Mata Mariana menatap nyalang pria dihadapannya. " Baiklah. Dan sekarang apa suruhan mu?" " Puaskan aku." Mariana menghela napas," dan akupun sama, ingin kau memuaskan ku, i miss you." tanpa banyak kata, mariana berjalan menuju Marlon yang terus menatapnya , sendu. Mendudukan bokongnya pada paha Marlon Teixeira. " Cium aku" bisik Mariana dan Marlon menciumnya dengan sangat dalam. Ciuman rindu menjadi sangat liar, Mariana cepat cepat membuka dressnya dan membuka tiga kancing kemeja putih yang dikenakan Marlon. " Puaskan aku" ucap Marlon menatap Mariana dan keduanya melakukan hubungan badan hingga waktu menunjukkan pukul enam sore.    Mariana merapikan rambut, lipstik dan dressnya dengan sangat cepat. Meninggalkan Marlon yang tertidur pulas. " Bye" Mariana mengecup dahi pria itu dan meninggalkannya begitu saja.                                                                         *** " Aku lelah!" teriak Mariana yang tak tahan dengan sikap Marlon kepadanya. Bagaimana tidak?, pria itu membuatnya harus menaiki lift sebanyak lima puluh kaki, mengganti segala desain yang akan di publiskan kepada dunia. " Aku menyukai desain pertama mu, gantilah" ucapnya tanpa nada bersalah membuat Mariana menarik rambut pria itu dengan sangat kuat. " Pria b******k!" ketika ia keluar dari ruangan Marlon membuat semua orang menatapnya dengan sangat iba. Hingga mereka berlari ketika Marlon tepat dibelakang Mariana yang terus memakinya. " Sudah selesai miss?" membuat Mariana menatapnya tajam, sedangkan dari jauh manajer menyuruh Mariana pergi . " Oh. Ya Dewa" ucap Manajernya lagi ketika Mariana bersikap lancang pada Marlon Teixeira. " Aku membenci mu!" teriak Mariana membuat semua orang terkejut. Marlon menarik tangan Mariana, " Tidak!. Aku tak ingin masuk kedalam ruang Api Neraka itu!." " Dengar semuanya. Sebenarnya wanita di depanku sedang merajuk kepada ku.Karena ia Tunangan ku " membuat semua orang heboh sedangkan Mariana kembali meluapkan kemarahannya jika Marlon tak menariknya cepat kedalam ruangannya. " Aku menyembunyikan segala jati diriku , sedangkan kau seenaknya mengucapkannya !" Mariana hendak menarik rambut Marlon untuk kedua kalinya, namun tertahan ketika Marlon menciumnya sambil memeluknya dengan sangat erat. " Aku marah, ketika kau meninggalkan ku begitu saja !" teriak Marlon membuat Mariana terdiam. " Bukan kah itu tugas ku?, setelah memuaskan mu dan pergi" " Harga diriku hilang begitu saja jika bersama mu" " Maka jauhi aku" " Apa kita harus bertengkar ?" " Kau yang memulainya duluan Marlon!" " Kemarilah, aku menginginkan mu" " Tidak. Aku sangat lelah berkat ulah mu " Namun Marlon terus mencium bibir wanita didepannya, sambil menuntunnya ke kursi kebesarannya hingga. " Lepaskan Adikku , b******k!" teriak 4R sambil menarik Mariana dalam pangkuan Marlon Teixeira. " Kakak" dan " kalian" secara bersamaan membuat 4R gemas. " Kemarilah , adikku" ucap Sam dan Mariana berlari kedalam pangkuan kakaknya. " Uruslah pria ini , kasihan adik ku yang terus dilecehkan" ucap Sam membuat Marlon melotot. " Tenanglah!.Aku tak ingin Marlon mati dihadapanku, sangat menyeramkan" ucap Mariana santai dan terus duduk dipangkuan Sam sambil memelukm tubuh kakaknya. " Jadi kami harus menerima mu dilecehkan dengan penjahat kelamin ini!" teriak Sean tak terima. " Berhentilah!. Kalian menjaga ku seperti gadis perawan saja" membuat 4R melotot sedangkan Marlon tersenyum puas. " Apa maksudmu , sayang" ucap Marron membuat Mariana jengah. " KALIAN PRIA DEWASA MASA TIDAK MENGERTI UCAPAN KU SENDIRI? ADIK MU SUDAH TIDAK PERAWAN BERKAT MARLON TEIXEIRA" ucap Mariana membuat 4R memukul  Marlon dengan sangat brutal. " Stop!. Aku jengah dengan kalian" dan gadis itu  pergi meninggalkan Marlon yang telah bonyok diamuk 4R. Sebelum itu, langkah terhenti. " Marlon games nya telah selesai?. Apa aku harus memuaskan mu kembali?" membuat 4R kembali memukul Marlon Teixeira. " Games Tamat!" teriak Mariana dari luar sambil menahan tawa.      
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN