Ada adegan 18+, untuk dibawah umur harap bijak dalam membaca.
Jangan Lupa Follow Akun Penulis Oldhaayunie(Martina) dan Tap Love, thanks you.
Aku kasih bonus untuk Part ini lebih banyak untuk kalian.
Happy Reading,
" Bagaimana bisa kalian kesini?" tanya Marlon sambil menekan wajah bonyoknya dengan es batu.
" Berkat Chip mu " ucap Marron santai sedangkan Marlon harus menahan sumpah serapah.
" Bodohnya aku, melupakan mematikan Chip ku" membuat Sean tersenyum sinis.
" Dan bersyukur kami bisa cepat-cepat kesini, kasihan adik ku menjadi pemuas buaya darat " ucap Sean membuat Marlon menahan Marah.
" Maka kalian harus berterima kasih kepadaku , karena sebentar lagi kalian memiliki ponakan " membuat Sean menatap tajam .
" Apa kalian sering melakukannya?. Aku terawang hubungan kalian tak berjalan dengan lancar" ucap Sam sambil menutup mata dan menunjuk jari tengahnya kepada Marlon.
Bruk.Marlon melemparkan bantal pada wajah Sam Rios, " Kau bukan peramal melainkan pria idot" membuat yang lain tertawa kecuali Sam Rios.
" jawab pertanyaannya" ucap Marron membuat semuanya menatapnya heran.
" Hari ini kau sangat banyak bicara. Apa kau penasaran dengan percintaan kami ?" ucap Marlon membuat Marron mendesah, malas.
" Jawab saja.Aku sangat penasaran dengan kemampuan mu "
" Aku sering melakukannya baik dikantor ataupun rumah " Jawab Marlon dengan santai tak menyadari 4R sedang menahan kepalan tangannya.
" Tapi-"
" Tapi apa , bastrad!" teriak 4R serempak.
" Kalian sama Bastardnya dengan ku!"
" lanjut ke topik" relai Marron.
" Ia membuang s****a ku dengan alat sialan itu, aku akan menutup perusahaan itu".
Dan 4R kembali legah dan secara bersamaan menyenderkan tubuh mereka pada sofa. " Adik ku memang pintar" bisik Sean membuat Marlon membuka mulutnya dengan lembar, tak percaya.
" Harga diriku terluka!" teriak Marlon meluapkan emosinya .
" Tenangkan dirimu. Kau perbaiki dulu hubungan kalian, baru memiliki momongan " nasehat Rafael.
" Sudah aku lakukan, namun Mariana keras kepala sama seperti kalian "
" Berusaha lah, aku percaya pada mu"ucap Rafael membuat Marlon tersenyum .
Hingga Marlon tersenyum jahil.
" Mikha Rutcher, siapa mu Sean?" tanya Marlon membuat yang lain heboh.
" Jalang ku" jawab Sean, santai.
" Gadis lugu nan malang.Aku sangat kasihan padanya, kehidupan dan masa depannya hancur berkat ulah mu"ucap Marlon membuat Sean menatap tajam padanya.
" berapa umurnya?"tanya Sam membuat Sean menghela napas sangat panjang.
" Sama dengan Mariana "
" Lihatlah mereka berdua seperti p*****l, menyukai gadis dibawah umur." ucap Sam jijik sambil menunjuk Sean dan Marlon bergantian.
" Aku mencintainya, bukan hanya menjadikannya pemuas napsu." ucap Marlon dengan cepat sedangkan yang lain menatap Sean yang terdiam membisu.
" Ia hanya jalang,dan aku bukan p*****l. Aku pria normal" Jawab Sean membuat yang lain menghela napas.
“ Aku berharap kita bertiga tidak mengikuti jejak mereka, “ ucap Sam sambil menatap Rafael dan Marron bergantian.
" Apa kalian kesini hanya untuk mengganggu ku?" tanya Marlon sambil menatap keempat pria itu dengan tatapan jijik.
" Kau pengganggu adik ku, enyalah dari negara ini" timpal Sam .
" Perusahaan ini, sudah aku beli. Jadi sebagai boss yang baik harus setia hadir"
" Jangan konyol.Apa kabar dengan perusahaan mu di spanyol?" ucap Sean sambil menatap tajam Marlon.
" Ada tangan kanan ku, semuanya beres"
" Kau memang perusak dan pengganggu adikku. Lengkap sudah" ucap Sean membuat Marlon marah.
" Berhenti!. Ingat tujuan kita" relai Rafael membuat semuanya terdiam.
" Mafia itu kembali berulah , dan aku harap kau ikut dengan kami untuk membasminya" ucap Rafael lagi membuat Marlon mengangguk mengerti.
"Kapan kita akan berangkat?" tanya Marlon
" satu jam lagi" jawab Sam
" Dan kita hanya duduk saja?.bersiaplah ayo" ucap Marlon menatap heran pada 4R, sahabatnya.
" Kami menunggu mu. Pergilah menemuinya " ucap Rafael membuat Marlon mengerti. Ia bergegas menemui Mariana, namun langkahnya terhenti ketika wanitanya muncul.
" Kalian akan kemana?" tanya Mariana ketika menatap Marlon didepan pintu .
" menghajar pengganggu." jawab Rafael, santai.
" Apa perlu bantuan ku?" tanya Mariana sambil menatap tajam keempat kakaknya.
" Tak perlu, sweety. Sudah banyak orang yang menanganinya" jawab Sean membuat Mariana menatap sinis.
" Karena aku wanita?, tapi jangan lupakan kekalahan geng kalian.Sangat lemah."
" Hanya kebetulan saja anak buahmu memenangkannya.Dan kami sudah mengganti dengan lebih berpengalaman."
" Jangan melupakan, siapa itu Mariana Rios." membuat 4R mendesah malas sedangkan Marlon terdiam, ia menyadari bahwa Mariana Rios lebih berbahaya dari keempat kakaknya. “Satu kata, Selain pengganggu hatinya, Wanita nya terampil dalam kegiatan membunuh .“
" s**t!. Kita kalah cepat. Gadis nakal, kemarilah!" teriak Sean ketika mendapat pesan.
" Apa ia telah menghabisi mereka?" Tanya Rafael .
" Setengahnya"
" Gadis itu. Ayo kita harus berangkat". Mereka bergegas keluar dan mendapati karyawan wanita yang tengah menatap mereka kagum.
“ Sir, semuanya telah siap.” Ucap Bluard tangan kanan Rafael dan mereka pun pergi menggunakan satu mobil mewah.
Melewati jalanan yang padat, mereka terhenti ketika mendapati lampu merah dan-
“ s**t!. Mariana!” teriak kelima pria itu ketika sebuah motor melaju dengan kecepatan tinggi melambungi mobil mewah yang mereka gunakan.
Mariana tersenyum puas, dan menunjukkan jari tengahnya kearah belakang membuat kelima pria itu menahan marah.
“ Apa itu Alessia?” tanya Sam dengan menatap takjub .
“ Mereka sangat cocok, satu kata brutal” timpal Marron.
“ Dan aku menyerah sebagai kakak untuk mengaturnya” ucap Sean.
“ Bluard, tolong lacak jet pribadi milik Mariana Rios, karena kita tak mungkin bisa mengejar mereka” ucap Rafael dan dianggukan tangan kanannya.
“ Sir, semua dibandara aman. Tak ada satupun Jet pribadi milik nona Mariana.”
“ Gadis itu sangatlah cerdik.”bisik Rafael.
“ semua karena ulah mu dan ulah grandpa, ia bisa melampui kita” Timpal Sean membuat Rafael terdiam.
Ketika sampai dibandara, sebuah pesawat bertuliskan Carrolina Rupest Airlens Take Off tepat didepan mereka.
“ Damn!” dan “s**t” secara bersamaan.
Marlon mengambil smartphone miliknya, “ Mariana sedang kesana, siapkan semua anak buah untuk menjaganya. Ingat, jangan ada luka apapun ditubuhnya” titah Marlon dan mematikan telponnya.
Sedangkan 4R pun sama, mereka membagi kelompoknya untuk menjaga adiknya.” Aku tak peduli dengan mereka, yang aku pedulikan hanya Mariana Rios. Ingat tanpa cacat ditubuhnya atau kepala kalian yang hilang. “ ucap Rafael menahan marah dan mereka pun pergi meninggalkan Italy dengan menahan marah.
Selama perjalanan Marlon sibuk dengan pemikirannya sendiri, dua jam sangatlah lama untuk sampai dan ia harus menahan marah, takut cemas diatas awan. “ Mariana Rios akan kukurung kau hingga meminta ampun padaku, s**t!”.
***
Mereka berhasil tiba di brazil dengan selamat, dan langsung menuju Rio de janeiro.
Ketika sampai tubuh Mariana dipenuhi dengan darah membuat Marlon menghel napas dan-
“ Ini untuk kalian” ucap Mariana sambil membuang kepala gembong mafia terbesar di Brazil kehadapan kelima pria itu. Mariana melangkah kan kakinya namun dicekal oleh Marlon .
“ Hampir membuatku mati berdiri!” teriak Marlon dan menarik kasar tangan Mariana meninggalkan Alessia yang terdiam sambil menatap keempat pria itu yang hanya diam menatapnya tajam.
“ Bagaimana dengan ku?” tanya Alessia meneriaki kearah Mariana yang telah dibawa kabur oleh Marlon.
“ Ikutlah dengan kami “ ucap Rafael dan Alessia pun terpaksa mengangguk mengikuti mereka.
“ Dan kau Omset, ikut dengan ku” ucap Rafael lagi .
“ nama saya Omzet, sir.” Jawab tangan kanan Mariana Rios namun ia tetap mengikuti titah Rafael.
***
Ketika sampai di sebuah base camp, mereka menatap pasangan yang telah bertengkar hebat sambil menggeleng pelan kepala secara bersamaan.
“ Aku tak akan mengijinkan mu untuk pergi lagi, Mariana.”
“ Siapa dirimu?. Aku tak akan menuruti perintah mu.”
“ Aku Boss sekaligus tunangan mu, bukan tunangan karena kita sering memadu kasih . Suami mu”
“ Dan aku tak peduli, pergi dari hadapan ku”
“ Ingat sayang, s****a ku selalu masuk kedalam rahim mu. Dan kau tak akan bisa pergi kemanapun”
“ Cukup!. Ada banyak orang yang mendengar pertengkaran kalian” ucap Marron membuat keduanya berhenti.
“ Kemarilah Mariana Rios” titah Sean membuat gadis itu harus mengerucutkan bibirnya, menuruti perintah kakaknya.
“ Gadis nakal!” teriak keempat Pria itu membuat Mariana memejam matanya.
“ Jantung ku hampir saja copot, ulah mu!” teriak Sean sambil menjewer telinga adiknya.
“ Sudah aku bilang jangan mencampuri urusan pria” ucap Marron tegas nan dingin, menatap tajam adiknya. Namun yang ditatap malah mengangkat alisnya.
“ KYAAH!, Jika bukan aku yang bergerak cepat. Maka perusahaan kita dibakar!” teriak Mariana sambil melepas tangan Sean pada telingannya.
“ Dan kau omset. Sudah aku bilang jangan mengikuti perintahnya” ucap Rafael membuat Mariana dan tangan kanannya mendesah.
“ Omzet, tuan” jawabnya dengan pelan.
“ Maafkan kakak ku omzet, karena ia sering melupakan nama termasuk wanita yang mereka tiduri” ucap Mariana.
“ Kembali ke topik” timpal Sam sambil menatap tajam Alessia yang duduk diam.
“ Alessia, wanita brutal seperti adikku. Kau akan kuhukum” ucap Sam.
“ Jangan pernah menyentuhnya, jika kalian tak ingin aku menghilang untuk kedua kalinya” ancam Mariana membuat Sam kembali kesal. “ Sial, padahal hampir saja mengenai target.”
“ Aku akan membawa Mariana “ ucap Marlon sambil menarik tangan wanita yang terus berontak.
“ Alessia, akan aku antar kau pulang” ucap Sam dengan tegas .
“ Dia akan pulang dengan ku, jangan macam-macam.” ucap Rafael dan iapun menarik tangan Alessia begitu saja.
“ s**t!. Rafael. Ia target ku” teriak Sam sambil meloncat-loncat seperti cacing kepanasan.
***
Mallorca-Spanyol,
Sebuah tempat indah dengan suasana pantai dan kebun anggur yang menggiurkan. Kemarahan Mariana redah begitu saja ketika Marlon membawa kembali ketempat kota kelahirannya.
“ Mommy menunggu mu, ayo” ucap Marlon sambil menggenggam tangan kanan Mariana dengan sangat erat. Keduanya ditatap oleh semua orang dengan sangat antusias bahkan blitz kamera memenuhi.
“ Sangat serasi, tuhan melindungi kalian. “ teriak orang-orang membuat Marlon tersenyum puas.
Ketika mereka masuk kedalam mobil, Mariana mengingat sesuatu.
“ Alessia!.” Teriaknya membuat Marlon cepat cepat mengambil handphonenya.
“ Bawalah gadis itu kerumah ku” titah Marlon kepada Rafael.
“ Rumah yang mana?”
“ Rumah induk” ucap Marlon dan mematikan handphonenya begitu saja.
“ Berapa banyak rumah yang kau miliki?” tanya Mariana menatap tajam Marlon.
“ hampir setiap negara aku memiliki rumah “ jawab Marlon santai.
Mariana tersenyum, “ dan setiap rumah memiliki wanita yang berbeda. Sangat indah” puji Mariana.
“ Kau cemburu?. Yang kumiliki hanya kau, tak ada yang lain. Aku memiliki banyak rumah untuk menyenangkanmu saja”
“ maksudmu?”
“ Wanita disamping ku sangatlah penyuka negara orang lain, mau tidak mau aku harus memiliki rumah untuk mengikutinya.”
“ Baguslah, karena setiap wanita hampir matre . Dan aku bersyukur memiliki pria yang sangat kaya.”
“ I know”
“ Happy wife, happy life.”
***
Mansion Teixeira,
“ mommy!” teriak Mariana Rios masuk kedalam mansion Teixeira.
“ Menantu ku!” jawab Morka dengan teriakan sambil menari seperti cacing kepanasan, menyambut menantunya.
“ i miss you, mommy” ucap Mariana sambil memeluk tubuh Morka dengan sangat erat.
“ Tidak merindukan la grand?” ucap seorang wanita paruh baya membuat Mariana tersenyum menatapnya.
“ Tentu saja, i miss you too La grand” Mariana memeluk tubuh La grand dengan erat.
“ kakak!” teriak Scarlatte, adik kandung Marlon Teixeria.
“ My sister!. Love you” jawab Mariana sambil memeluk tubuh adiknya.
“ Sepertinya kita tidak akan tidur, sibuk bercerita” ucap Scarlette.
“ Tentu saja”
“ Ia akan tidur dengan ku” Timpal Marlon membuat Morka melotot tajam.
“ Anak gadis orang!” teriak Morka sambil memukul kepala Marlon dengan kepalan tangannya.
“ Awww. Mommy” teriak Marlon sambil mengelus kepalanya bekas hantaman Morka.
“ Dimana daddy?” tanya Mariana membuat Morka menghela napas.
“ Seperti biasa, sibuk bekerja” jawab Morka.
“ Kalian datang tidak mengabari kami” protes Morka yang menatap tajam Marlon, putranya.
“ Mendadak” jawab Marlon
“ Mommy, aku lapar.” Ucap Mariana
“ Ayo kita makan, untung tadi aku memasak banyak” ucap Morka dengan semangat menarik tangan Mariana diikuti oleh La grand, dan Scarlette.Meninggalkan Marlonyang menhela napas.
“ Aku juga putra mu” protes Marlon dengan sedikit berteriak.
“ Tentu saja. Tapi Mariana lebih penting dari mu” ucap Morka dengan cepat sambil menyiapkan piring untuk menantunya.
“ Lebih penting?. Aku yang akan membuatnya hamil “ ucap Marlon asal ceplas ceplos membuat La grand, Mariana dan Scarlette meringis malu.
“ Kemarilah, jangan banyak protes” ucap Morka menatap tajam Marlon.
“ Fine” dan Marlon duduk tepat dihadapan Mariana, karena bangku kiri dan kanan telah ditempati oleh La grand dan adiknya. “ Sial, kalau aku tahu begini. Lebih baik membawa nya pergi jauh, hanya kami berdua.”
Mereka memakan hingga terhenti pada kesuapan keempat-
“ Aku datang” ucap Rafael sambil duduk dan mengambil nasi meninggalkan Alessia terdiam.
“ Alessia” panggil Mariana dengan senang. Ia menuntun Alessia untuk bergabung.
“ Kemarilah nak, ayo makan. “ ucap Morka menatap takjub Alessia.
“ Aku terawang, ia akan bersama mu Son” ucap Morka sambil menatap Rafael yang sedang menyuapkan nasi kedalam mulutnya.
“ Dalam mimpi” ucap Alessia dan Rafael bersamaan. Sedangkan Morka hanya bisa tersenyum, ia sangat yakin kedua anak ini menyatu termasuk hubungan Marlon dan Mariana.
“ Morka, wanita tercantik. Aku lapar” teriak Sam menatap semua orang berkumpul.
“ Anak-anak ku, kemarilah “ jawab Morka dengan sangat bahagia.
Sedangkan Marlon hanya bisa terdiam, rencana berduaan dengan Mariana pupuslah sudah.
***
Ketika malamnya, mereka berkumpul di taman sambil membakar jagung dan sosis, kecuali para wanita yang sibuk menyiapakan dessert.
“ Semua sudah siap” ucap Morka menatap para pria yang sibuk dengan pembicaraan mereka.
“ Daddy, lihatlah istrimu semakin bar-bar” bisik Marlon sambil menatap Morka.
“ Telinga ku sangat panas, siapa yang membicarakan ku” teriak Morka seperti gengster meneliti semua pria yang terdiam.
“ Menyeramkan” bisik mereka bersamaan membuat Morka naik pitam.
“ Morka. Tenangkan dirimu,sayang.” ucap Addofo dengan lembut membuat Morka tenang dan melanjutkan kegiatannya.
“ Berhati-hatilah pada wanita ,son.” nasehat Addofo pada Marlon yang terpaku.
Sedangkan Sam sibuk memperingati Rafael agar tak mendekati Alessia.
“ Ingat Rafael” ucap Sam membuat Rafael jengah.
“ Hampir ratusan kali kau mengatakan itu. Hentikan, ia bukan tipeku. “ jawab Rafael menahan marah.
“ Ayo, berkumpul” ucap Morka membuat semuanya berkumpul.
“ Ayo kita bermain truth or dare” usul Sam membuat lain setuju.
Botol kaca bekas wine memutar dan berhenti tepat di hadapan Alessia.
“ Truth or dare?” tanya Sam sambil menatap Alessia yang terus membisu.
“ Truth” jawab Alessia dengan cepat membuat semua orang tertawa heboh.
“ Apa kau memiliki pacar, dan siapa yang kau sukai disini?” tanya Sam dengan cepat.
“ Aku sudah memiliki kekasih dan yang kusukai adalah Morka” jawab Alessia dengan cepat. Namun Sam protes, “ Maksud ku pria.”
“ Berhentilah, ia sudah menjawab “ ucap Rafael membuat Sam harus menahan kesal .
Games berlanjut hingga berhenti tepat dihadapan Mariana , semua orang menatapnya dengan sengit .
“ Truth or dare?” tanya Sam.
“ Truth” jawab Mariana dengan cepat membuat semua orang tertawa, termasuk Marlon dengan senyum sumriah.
“ Apa kau mencintaiku?” tanya Marlon dengan cepat.
Mariana tersenyum dan menatap lembut pada Marlon, “ Sangat” jawab Mariana membuat semua orang tertawa bahagia.
***
Marlon mengingat jawaban dan tatapan Mariana, ia tersenyum dan yakin wanitanya sangat mencintainya. Bangun dengan dari tempat tidur dan berjalan mengendap-ngendap menuju kamar Mariana layaknya seperti pencuri.
“ Marlon Teixeira, keluarlah dari kamarku” ucap Mariana ketika ia tahu siapa yang masuk.
“ Dan sayangnya aku tak mau” jawab Marlon sambil tidur diranjang dan memeluk tubuh Mariana dari belakang.
“Lepaskan atau kubangunkan semua orang” ancam Mariana membuat Marlon tertawa.
“ Tenangkan dirimu. Aku hanya ingin bertanya” jawab Marlon yang terus memeluk Mariana dengan sangat erat.
“ Aku tak suka dengan pertanyaan konyol mu itu. Cepat katakan. “
“ Kenapa kau menyukai gelap?, kenapa kau menyukai langit?, kenapa kau menyukai pertarungan dan kenapa menyukai membuat semua orang kerepotan?” tanya Marlon.
“ Apa itu pertanyaan?. Aku sangat membenci jawaban yang sangat panjang.” protes Mariana sambil memberontak.
“ Jawab saja”
“ Fine. Pertama,gelap merupakan penenangku sendiri. Kedua, aku menyukai langit karena selalu bersinar,dipuji banyak orang, dan selalu diatas. Ketiga, aku sudah dilatih untuk menajaga diriku sendiri dan tertantang untuk masuk kedalam dunia hitam, kita sudah ditakdirkan Marlon. Dan yang terakhir, aku sama sekali tidak menyuruh mereka untuk repot mengurusku, karena aku bisa sendiri.” Jawab Mariana dengan santai.
“ Apa kau mencintai ku?” tanya Marlon lagi membuat Mariana mendesah menahan marah.
“ Ya dan Tidak” jawab Mariana dengan cepat.
“ Jawaban seperti apa itu!.”
“ Kau sering melakukannya, sayang. Dan pergilah dari kamar ku!” teriak Mariana. Marlon membalik tubuh wanita dan dengan cepat menciumnya dengan sangat lembut. Tanpa disadari air mata Mariana kembali terjatuh.
“ Aku kembali lemah, karena sentuhan dan sikap mu.”
Ciuman itu menjadi liar tak terkendali, dan langit gelap menjadi saksi percintaan yang sangat panas pada hari pertama di spanyol.
Dilain tempat, Alessia tersenyum menatap langit dan duduk sendirian di taman. Hingga Rafael duduk tepat disampingnya.
“ Kenapa kau belum tidur?” tanya Rafael membuat Alessia terkejut sambil mengelus d**a kirinya.
“ Aku belum mengantuk “ jawab Alessia dengan cepat.
“ Apa kau mau minum?” tanya Rafael .
“ Tentu” jawab Alessia dengan cepat dan mereka meminum wine dengan 90% berakohol.
Alessia meneguk dengan cepat dan merasakan tenggorokan nya terbakar, tanpa disadarinya Rafael mendaratkan bibirnya dan memangut dengan lembut membuat sisi liar seorang Alessia kembali.
“ Kau sangat cantik, aku memuji mu” ucap Rafael sambil terus memangut bibir merah nan kecil itu.
Rafael menggendong tubuh Alessia, membawanya dengan keadaan sempoyongan menuju gudang.
Mereka melakukannya disana dengan keadaan mabuk.
***
Sedangkan Marron berlari menuju kamar Scarlatte.
“ Hai”
“ Damn you. I hate you!” teriak Scarlette menahan marah.
“ Aku merindukan mu, sayang” ucap Marron sambil mencium dan menjilati p****g, dan klitors bewarna pink itu dengan sangat brutal.
“ Kau hanya merindukan tubuhku, b******k”
“ Diamlah” Titah Marron dengan sangat dingin.
Membalikkan tubuh Scarlette dengan kasar membuat gadis itu terdiam menahan kesal.
“ Kyaahh!. Sa-sakit”
“ Maafkan aku, sayang. Gairah ku mengusai diriku” jawab Marron sambil menjilati dan mencium bibir bengkak Scarlette dengan lembut.
“ Apa wanita lain tak bisa memuaskan mu?” tanya Scarlette menahan sakit pada bagian bawahnya.
“ Adik kecil ku sangat tidak menyukai lubang mereka sayang, ia hanya ingin dengan mu” jawab Marron yang terus menggenjot tubuh Scarlette dengan brutal.Dan beruntungnya Kamar gadis itu kedap suara, jadi ia tak perlu cemas.
Hingga pada pukul tiga pagi, Marron menyudahi kebutuhannya.
“ Terima kasih, aku mencintai mu.” ucap Marron dengan sangat cepat.
“ ulangi lagi” jawab Scarlette dengan cepat sambil terus mengecup bibir Marron.
“ Jangan menggoda ku, sebentar lagi matahari akan terbit. “
“ Aku hanya ingin mendengar kejujuran mu” protes Scarlette dengan cepat.
“ Aku sudah mengatakannya, hanya sekali .”
“ Dasar pelit, pergilah dari kamar ku.” rajuk Scarlette sambil membalik tubuhnya kearah jendela.
Marron tersenyum, ia memeluk tubuh telanjang gadisnya dari belakang, “ I love you Scarlette Mauroira Teixeira” bisiknya sambil mengecup punggung gadisnya.
“ I love you too, baby. “ balas Scarlette , membalikkan tubuhnya dengan cepat sambil mengecup bibir Marron dengan gemas.
“ Pergilah, sebelum semua orang melihat kelakukan b***t mu, meniduri gadis 16 tahun.”
“ Baiklah, love you.” Dan Marron kembali pergi menuju kamarnya seperti pencuri.
Buenas Diaz, el mundo del engaño
( Selamat pagi,dunia tipu-tipu)
Morka telah menyiapkan sarapan, namun hanya empat orang yang hadir.
“ Kemana yang lain, apa mereka masih tidur?” tanya Morka kepada Sean dan Sam. Yang ditanya malah menggeleng dengan serempak.
“ Biarkan saja,mereka pasti lelah.” Ucap Addofo dengan cepat dan mereka pun sarapan.
“Kyaah!” teriak Alessia didalam gudang tanpa sehelai benang beralasan papan untuk tidur. Matanya meneliti dan mendapati Rafael tertidur pulas sambil memegang.
“ f**k you!” Teriak Alessia sambil memukul wajah tampan itu.
“ Bagaimana bisa?” tanya Rafael tak percaya .
“ Mabuk. Baik, lupakan saja.” Jawab Alessia sambil memakai bajunya dan kembali ke Mansion , meninggalkan Rafael terdiam mematung.
“ Habislah aku, diamuk Sam. Maafkan aku, Sam.” Bisik Rafael sambil memakai bajunya.
“ Tuan. Sedang apa anda disini?” tanya pelayan Mansion Teixeira.
Rafael terkejut,” Aku mencari palu untuk membenarkan ranjang dikamar ku” jawab Rafael, asal.
“ Biarkan kami saja, tuan.”
“ Tidak berikan palu kepada ku” titah Rafael membuat pelayan itu menuruti kemauannya.
“ Terima kasih” ucap Rafael dan meninggalkan gudang sambil membawa palu. Semua orang menatapnya heran.
“ Buat apa kau membawa palu? “ tanya Sam sambil terus mengunyah.
“ Ranjangnya agak sedikit rusak jadi aku akan memperbaikinya “ jawab Rafael dengan setenang mungkin. Namun Sam dan Sean mencium aura kebohongan.
“ Putra ku sangatlah baik. Namun tak perlu biar pelayanan yang menyelesaikannya” timpal Morka.
“ Tidak apa-apa Morka, biar aku saja” dan Rafael kembali menuju kamarnya .
“ Ini sangat gila, meniduri sahabat adikku sendiri .” ucap Rafael ketika mengingat malam itu dan
mata Alessia pada saat ia tiba dikamar menatap ranjang.
“Ini sangat gila” teriak Rafael membuat Sean tersenyum sini dari belakang.
“ Apa yang membuat mu menjadi gila ?’ tanya Sean dengan santai.
“ Tidak ada” jawab Rafael dengan santai mengatur wajahnya dengan setenang mungkin.
“ Aku tahu pasti ada sesuatu. Sebelum aku sendiri yang mengungkapnya. “
“ Aku bilang tidak terjadi apa apa”
“ Rafael, kita tubuh bersama. Dan aku tahu setiap kau membohongi ku”
Dan Rafael kembali diam dan tenang menatap tajam Sean Rios.
“ Aku tadi melihat Alessia masuk kedalam kamarnya dengan keadaan kacau, apa kalian melakukannya?” tanya Sean membuat Rafael menyerah.
“ Kau jangan memberitahu Sam. Kami melakukan karena mabuk di gudang” jelas Rafael membuat Sean tertawa dengan puas.
“ Konyol, hahahah. “ namun tawanya terhenti ketika Marlon tiba dikamar menatap mereka heran.
“ Aku ingin kalian pergi”
“ Kami akan pergi membawa Mariana Rios” ucap Sean santai.
“ Kecuali dia, pulanglah duluan. Kami akan menyusul”
“ Tidak akan, otak m***m mu sudah terbaca oleh ku” timpal Rafael.
“ Bagaimana bisa aku memperbaiki hubungan kami jika kalian selalu mengekorinya” protes Marlon membuat kedua pria itu menatapnya jijik.
“ Dan kau leluasan meniduri Mariana?” ucapan Sean membuat Marlon terdiam . Hingga matanyan kembali menatap Kiss Mark tepat di belakang telinganya Rafael.
“ Siapa yang kau tiduri?, adik ku atau pelayan disini?” tanya Marlon menatap tajam Rafael.
“ Tenanglah. Ia melakukannya dengan Alessia”
“ Apa!, bagaiamana bisa?”
“ Ini akan sangat seru. Semalam mereka mabuk dan memadu kasih di gudang mu” jelas Sean sambil tertawa terpingkal-pingkal.
Marlon tertawa terbahak-bahak, “ Aku harap Sam tidak mendengar kabar ini.”
“ Jika kalian tidak menutup mulut, maka kabar ini tak akan sampai didengarnya” ucap Rafael menahan marah.
“ Aku akan menyuruh pelayan untuk membersihkan gudang ku” ucap Marlon membuat Rafael kembali menahan sumpah serapah.
“ Apa ia seorang perawan?.” Tanya Sean.
“ Tidak.Tapi aku puas dengan permainannya.” Jawab Rafael dengan cepat.
“ Kita beruntung mendapat perawan.” Ucap Sean sambil menatap Marlon dengan sangat berarti.
“ berhentilah mengejek ku” ucap Rafael menahan marah ketika kedua pria itu terus menertawainya.
“ Apa kalian sudah terkena virus gila?” tanya Mariana ketika menatap kedua pria itu yang terus tertawa, terkecuali Rafael.
“ Mariana, apa itu kiss mark?” tanya Rafael membuat Marlon berancang-rancang untuk berlari namun tangannya ditarik dengan cepat oleh Sean.
“ Iya, dan pelaku nya adalah Marlon Teixeira.”
“ kemari kau, akan kuhajar kau” teriak Sean dan Rafael secara bersamaan.
" Yang benar saja, apa kalian memukulku dirumah ku sendiri?" tanya Marlon sambil terus berlari.
" Berhenti, i***t!" teriak Marron merelai ketiga pria itu.
Sontak ketiga pria itu balik mengejar dan memukul Marron, " Kami pria normal" teriak mereka bersamaan tepat diwajah Marron yang terkena bogem .
" Aku kesini bukan untuk menerima hantaman kalian, Morka memanggil" ucap Marron sambil memegang pipinya.
semua orang berkumpul sambil menatap Morka dengan senyum lebar.
" Tiga hari lagi, kita akan berlibur bersama. Ingat hadir, jika tak ingin mendapat pukulan dari ku" ancam Morka membuat semuanya menuruti mereka.Kecuali Alessia yang ingin lenyap dan menjauhi Rafael.
" Alessia, ajak kakak mu. Aku menunggu disana" ucap Morka lagi membuat Alessia mengangguk lemah.
Mariana berharap liburannya akan baik-baik saja, karena ia merasakan badannya aneh.