“Tolong aku, Dyah,” ujar Lenka. Mungkin yang kesepuluh kalinya karena aku hanya diam saat dia merengek meminta bantuan. Seusai pulang mengajar aku datang ke kantor polisi untuk memberikan keterangan sebagai saksi. Ditemani oleh Mas Agung dan Om Ihsan. Saat Mas Agung tengah berdiskusi dengan tim pengacara, aku meminta ijin untuk bertemu dengan Lenka. Ingin melihat keadaannya setelah ditetapkan sebagai tersangka teror dan pembunuhan. “Bukankah jalan seperti ini yang kamu inginkan? Bekerja sama dengan orang tua Robi untuk mencelakai ku.” “Aku dijebak. Mereka hanya memanfaatkan ku saja. Setelah kepentingannya tercapai mereka membuang ku seperti sampah.” “Satu tahun yang lalu. Tepatnya, setelah akad nikah aku pun dibuang layaknya sampah. Semua itu karena siapa? Mungkin kamu sedang mendapat