“Mas, udahan ngambeknya. Mau sampai kapan diam seperti ini?” Mas Agung mendiamkanmu. Dan memilih asik sendiri dengan game yang ada di ponselnya. Rasanya aku sudah pernah mendapatkan perlakuan seperti ini. Tapi, kapan ya? Oh, iya, waktu kami melihat rumah yang kini aku tempat bersama dengan Bunda. Saat itu Mas Agung ngambek dan mengabaikanku. Dia juga sibuk dengan game dibanding bicara denganku. Seperti yang dilakukannya saat ini. “Mas maunya gimana? Hari ini aku akan menuruti semua yang Mas inginkan. Tapi, bukan hal yang aneh-aneh.” Seketika Mas Agung langsung menoleh ke arahku. Menaruh ponselnya diatas meja tanpa mematikannya lebih dulu. “Serius?” tanyanya penuh antusias. Aku pun mengangguk. “Iya,” jawabku. “Kalau begitu kita bicara soal rencana pertunangan.” “Sebelum membahas soal