T I G A

867 Kata
      Bel pulang sekolah telah menggema di seantero sekolah, seluruh murid juga berhamburan keluar kelas mereka masing-masing. Begitu pun Nabilla dengan kedua teman nya yang sudah sangat plong meninggal kan kelas nya, karena menurut mereka hari ini adalah hari tersial bagi nya. Saat baru keluar kelas nya, tangan Nabilla sudah di tarik seseorang dari samping. "Ya Tuhan cobaan apa lagi ini." desisnya pelan. Ia menoleh ke sampingnya ternyata Briyan. "Kalian pulang aja, Nabilla sama gue." Ucap Briyan pada Dilla dan Soffi. "Ya-udah gu-gue sama Dilla duluan." ucap Soffi setelah itu berjalan meninggalkan Nabilla. Dalam hati Nabilla meneriakan sumpah serpah untuk mereka berdua karena telah meninggalkan nya dengan monster kutub. "Yuk!" Ucapnya sambil berjalan mendahumatang-matang Di belakang Briyan, Nabilla menghentak-hentak kan kaki nya kesal mulut nya pun ikut komat-kamit. Sesampainya di parkiran mereka langsung masuk ke dalam mobil Briyan. "Lu bawa ganti nggak?" Tanya Briyan saat sudah keluar dari sekolah. "Ya nggak lah buat apa gue bawa ganti, orang mau langsung pulang." Jawab Nabilla dengan nada tidak santay. "Kita makan siang dulu." "Nggak-nggak anterin pulang dulu, kata mama gue kalau pulang sekolah harus langsung pulang nggak boleh ngelayap." Alasan Nabilla untik menolak ajakan Briyan. "Udah di tunggu, nggak ada waktu entar kita mampir ke butik aja!" Ucap Briyan tak terbantah kan. "Pemaksa!" Gumam nya dengan perasaan dongkol. Dan benar saja, Briyan menghentikan mobil nya di depan butik yang sering Nabilla kunjungi dengan mama nya. "Cepetan!" "Iya crewet banget sih lu jadi cowok!" Ucap Nabilla kesal. Saat sudah di dalam butik Nabilla bingung memilih baju mana yang harus ia pilih, biasa nya ia hanya mengantar kan mama nya saja. Ia terus berpindah-pindah tempat mencari baju yang cocok degan nya. Briyan pun juga terus mengikuti Nabilla dari belakang. Briyan yang sudah tidak sabaran megambil asal dress dan di berikan ke Nabilla. "Lama banget sih lu! Nih lu pakek ini, cepet ganti gue tunggu di mobil." Nabilla pun dengan muka kaget nya menrmerima dress dari briyan. "Ini? Enggak mau gue!" Tolak Nabilla. "Nggak ada penolakan! Cepet ganti, gue bayar dulu." Briyan pun langsung meninggal kan Nabilla menuju kasir, sedang kan Nabilla melangkah dengan gontai menuju ruang ganti. Di dalam mobil nya, Briyan mengganti seragam nya dengan kaos panjang dan jeans yang sengaja ia bawa karena suruhan mami nya. Tak lama kemudian Briyan melihat Nabilla keluar dari butik menggunakan dress selutut pilihan Briyan yang sangat pas di tubuh nya, di tambah rambut panjang nya yang di gerai menambah kecantikan nya. Tanpa sadar Briyan terus memperhatikan Nabilla sampai ia masuk ke dalam mobil nya. "Kenapa? Aneh ya?" Tanya Nabilla bingung karena Briyan terus memperhatikan nya. "Hah? Enggak kok, lu cantik." Ucap Briyan tak sadar. "Lu bilang apa barusan?" Ucap Nabilla sambil tertawa terbahak-bahak. "Emang gue baru ngomong apa?" Ucap Briyan sok b**o. "Gue tau kok Yan kalau gue tuh dari dulu cantik, jadi jangan terprsona gitu dong." ucap Nabilla dengan pd nya. "Pengen mutah!" Jawab Briyan setelah itu meyalakan mesin mobil nya dan meneruskan perjalanan.    Tak membutuh kan waktu yang lama, mereka telah sampai di salah satu restoran ternama. "Di sini?" Tanya Nabilla. "Iya, cepet turun!" Mereka berdua pun masuk ke dalam restoran tersebut, dan menghampiri ke salah satu meja yang sudah sengaja di boking. "Kalian lama banget sih." Ucap Renata yang sudah lama menunggu. Nabilla pun merasa kaget degan kehadiran orang tua nya, serta orang tua Briyan. "Loh kok...?" "Duduk dulu Bill, nanti mama jelasin." Ucap Renata yang melihat muka kebingungan Nabilla. Nabilla dan Briyan pun duduk bersampingan. Sedari tadi pula Deta memperhatikan mereka sambil senyum-senyum sendiri. "Makan dulu atau kita ngomong dulu?" Tanya Karren. "Ngomong dulu deh pa, Billa kepo tau nggak acara apa sih ini?" Ucap Nabilla yang sudah penasaran. "Gimana Yan? Makan dulu atau kita ngomong dulu?" Tanya Karren pada Briyan. "Briyan, ngikut yang lain aja om." jawab Briyan. "Det," panggil Karren memberi kode pada Deta. "Jadi gini, kita sengaja ngundang kalian ke sini ada sesuatu hal yang penting yang harus kita sampaikan pada kalian."  Deta memberi jeda. "Kita semua sudah memikirkan rencana ini matang-matang dan..." Deta menghenti kan ucapan karena takut mereka akan syok karena mereka belum mengetahui sama sekali tentang rencana ini. "Apa mi?" Tanya Briyan yang tak kalah penasaran. "Kami sepakat menjodoh kan kalian, tak ada penolakan satu minggu lagi kalian menikah." Bagai tersambar petir di siang bolong, Briyan maupun Nabilla langsung lemas seketika mendengar ucapan Deta. "Mami apa-apaan sih? Nggak lucu tau nggak Briyan masih mau terus sekolah sampai Briyan sukses nanti mi! Briyan nggak mau nikah dulu, masih banyak rencana-rencana yang Briyan buat untuk masa depan Briyan nanti, nikah urusan nanti mi yang terpenting sekarang Briyan bisa sukses dan bahagiain mami!" Suara Briyan naik seoktaf sebagai betuk ketidak terimaan nya dengan keputusan yang mereka buat. "Briyan! Dengerin mami, meskipun kamu menikah dengan Nabilla kamu masih bisa terus melanjutkan sekolah kamu! Mami juga akan terus dukung kamu sampai kamu jadi pengusaha sukses." "Kalian egois! Nggak mikirin perasaan kita!" ucap Briyan tajam dan langsung meninggal kan tempat tersebut. Nabilla yang sedari tadi menunduk pun akhir nya mengikuti Briyan pergi. "Briyan! Billa!" panggil orang tua mereka. "Aduh gimana? Mereka beneran nolak." Ucap Deta panik. "Tenang dulu mi." Ucap Riyan menenang kan. "Mereka pasti mau kok, tenang aja. Saat ini biarin mereka nenangin diri dulu." Ucap Karren mencoba tenang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN