"Jadi ini semua yang diberikan ayahku padamu untuk menemaninya sepanjang malam!" Troy berteriak lantang dengan rahangnya yang mengeras kaku, giginya berkerat, dan napasnya berderu kasar. Alea tidak sanggup bicara karena masih bisa bernapas saja rasanya itu sudah keajaiban yang luar biasa. Meski pipi Alea yang ditampar tapi dadanya yang sekarang sedang sesak. "Kau benar-benar wanita yang membuatku jijik!" Troy langsung berpaling pergi menuju pintu dan meninjunya hingga bingkai kaca di daun pintu tersebut pecah. Alea juga melihat jika buku-buku jari Troy berdarah tapi pemuda itu tetap tidak menghiraukannya dan tetap berjalan pergi tanpa menoleh lagi. "Buka gerbangnya atau akan kuhantam kalian!" ancam Troy pada kedua satpam yang sudah akan menghubungi pihak kepolisian. Pipi Alea memang m