Alea berangkat bekerja dengan d**a berdebar-debar, pikirannya masih belum bisa beranjak dari sosok Anmar Haris yang terlalu berlebihan untuk dia pikirkan. Bagaimana Alea bisa beraktifitas normal jika napas, otak, hati, dan jantungnya sudah terkontaminasi separah ini. Alea memang masih sangat lugu belum pernah benar-benar suka atau tertarik dengan teman pria dan bosnya itu jelas bukan cuma sekedar pria. Anmar Haris adalah pria yang terlalu sempurna dari berbagai sudut pandang dan kemarin pria itu menawarinya pernikahan. Meskipun Alea sudah mencubiti lengannya sendiri berulang kali tetap saja rasanya seperti mimpi yang sulit dipercaya, terlalu indah, terlalu berbunga-bungan, dan mendebarkan untuk dipikirkan. Namanya mimpi pastinya jauh dari kenyataan cuma indah dalam angan. Alea jadi membay