Alea masih terduduk bingung di kamar kostnya, Alea tidak percaya dengan apa yang telah dia bahas bersama pak Anmar Haris siang ini. Pria itu menawarkan pernikahan untuknya, dan memberi waktu pada Alea untuk memikirkannya dulu. Alea masih ingin menyelesaikan kuliahnya, bekerja dan melakukan banyak hal seperti cita-citanya selama ini, bukan menikah. Tapi tadi pria itu juga berjanji akan bersama Alea mewujudkan semuanya, bahkan menjanjikan masa depan yang lebih baik untuk adik-adiknya di panti. Pak Anmar Haris juga bukan pria yang buruk karena itu Alea merasa sangat tidak masuk akal hingga ia ingin kembali mencubit lengannya sendiri. Setelah menghela napas dalam dan mengehembuskanya lagi pelan-pelan akhirnya Alea memberanikan diri untuk menelepon bunda Yuli. Panggilannya juga langsung diangk